Penyakit jantung bawaan (PJB) atau congenital heart disease (CHD) adalah penyakit jantung yang telah ada sejak lahir akibat pembentukan jantung yang tidak sempurna pada fase awal perkembangan janin di dalam kandungan.
Dokter spesialis penyakit jantung bawaan Heartology Cardiovascular Center dr Radityo Prakoso mengatakan pasien PJB setidaknya perlu satu kali konsultasi dengan dokter jantung subspesialis penyakit jantung bawaan. Pasien PJB mempunyai harapan hidup tiga kali lebih besar apabila ditangani oleh dokter spesialis jantung dan bedah jantung bawaan secara benar. Setidaknya ada beberapa sebab pasien PJB terabaikan. Di antaranya adalah pasien merasa telah sembuh karena sudah ditangani waktu masih anak-anak sehingga tidak konsultasi secara rutin pada masa remaja dan dewasa.
“Ditambah lagi, kesibukan bekerja. Sehingga konsultasi dengan dokter yang kurang tepat atau sikap abai pasien terhadap keluhan yang dirasakan. Penurunan fungsi jantung ini terjadi secara bertahap, sehingga dengan berkonsultasi secara teratur, kerusakan ini dapat dideteksi secara dini,” ungkap dr. Radit di sela virtual media gathering Heartology Cardiovascular Center, Sabtu (29/5/2021).
Seiring kemajuan medis, dr Radit mengatakan saat ini beberapa jenis PJB dapat ditangani tanpa pembedahan. Intervensi kateter zero fluoroscopy (tanpa radiasi) merupakan teknik mutakhir penanganan PJB tanpa pembedahan. Diketahui radiasi dapat menimbulkan efek jangka panjang baik untuk pasien maupun dokter dan tim laboratorium kateterisasi. Prosedur ini menggunakan bantuan imaging murni dari ekokardiografi, tanpa menggunakan sinar radiasi. Di Indonesia, metode tersebut dipelopori olehnya dan sekarang prosedur ini telah dapat dilakukan di Heartology.
“Keuntungan zero fluoroscopy antara lain hari perawatan yang singkat, penggunaan anestesi dan obat-obatan lebih sedikit, bekas luka sayatan sangat kecil, serta biaya lebih efektif,” tutup dr Radit.
Sumber: BeritaSatu.com