Penyakit Arteri Perifer: Gejala, Penyebab, Cara Mengatasi dan Langkah Pencegahannya
Membahas lengkap tentang penyakit arteri perifer, termasuk gejala, penyebab, hingga cara mengatasinya, agar Anda waspada dan dapat mengambil tindakan tepat untuk menjaga kesehatan Anda.
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi diabetes di Indonesia mencapai 10,9% pada penduduk usia di atas 15 tahun, dan hipertensi mencapai 34,1%. Kedua kondisi ini merupakan faktor risiko utama PAD.
Pernahkah Anda merasakan nyeri atau kram pada kaki saat berjalan, yang hilang setelah beristirahat? Jangan anggap remeh gejala ini, karena bisa jadi itu adalah tanda dari Penyakit Arteri Perifer (PAD), suatu kondisi serius yang sering kali tidak disadari. Penyakit ini tidak hanya memengaruhi kualitas hidup, tetapi juga dapat meningkatkan risiko komplikasi kesehatan yang lebih parah, seperti serangan jantung atau stroke.
Di Indonesia, di mana gaya hidup modern semakin meningkat, kasus PAD juga semakin banyak ditemukan. Namun, banyak orang belum memahami betapa pentingnya mengenali gejala dan mengambil langkah pencegahan sejak dini.
Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang penyakit arteri perifer, mulai dari gejala, penyebab, hingga cara mengatasinya, agar Anda dapat lebih waspada dan mengambil tindakan tepat untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah Anda.
Apa Itu Penyakit Arteri Perifer?

Penyakit Arteri Perifer / Peripheral Artery Disease (PAD) atau penyakit pembuluh darah tepi adalah kondisi di mana terjadi penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh darah arteri, terutama di bagian kaki. Penyumbatan ini biasanya disebabkan oleh penumpukan plak (lemak, kolesterol, dan zat lain) di dinding pembuluh darah, yang dikenal sebagai aterosklerosis. Akibatnya, aliran darah yang seharusnya membawa oksigen dan nutrisi ke anggota tubuh menjadi terhambat. PAD bisa terjadi di berbagai bagian tubuh, tetapi paling sering menyerang kaki.
Bagaimana PAD Memengaruhi Aliran Darah ke Anggota Tubuh, Terutama Kaki
Ketika pembuluh darah arteri menyempit atau tersumbat, aliran darah ke bagian tubuh yang terkena, misalnya kaki, menjadi berkurang. Hal ini menyebabkan gejala seperti nyeri, kram, atau rasa lelah pada kaki saat berjalan atau beraktivitas, yang biasanya hilang saat beristirahat (kondisi ini disebut klaudikasio intermiten). Dalam kasus yang lebih parah, aliran darah yang sangat terbatas dapat menyebabkan luka di kaki sulit sembuh, mati rasa, atau bahkan kematian jaringan (gangrene). Jika tidak ditangani, PAD dapat meningkatkan risiko komplikasi serius seperti amputasi atau penyakit jantung.
Prevalensi Penyakit Arteri Perifer di Indonesia
Meskipun data spesifik tentang prevalensi PAD di Indonesia masih terbatas, beberapa studi menunjukkan bahwa faktor risiko seperti diabetes, merokok, dan hipertensi yang tinggi di Indonesia turut berkontribusi pada peningkatan kasus PAD. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi diabetes di Indonesia mencapai 10,9% pada penduduk usia di atas 15 tahun, dan hipertensi mencapai 34,1%. Kedua kondisi ini merupakan faktor risiko utama PAD *. Selain itu, gaya hidup kurang aktif dan pola makan tidak sehat juga memperburuk risiko terkena PAD. (* Sumber: Laporan Riskesdas 2018 Nasional)
Secara global, diperkirakan lebih dari 200 juta orang di dunia menderita PAD, dengan prevalensi yang terus meningkat seiring bertambahnya usia. Di Indonesia, meskipun belum ada data nasional yang komprehensif, PAD dianggap sebagai masalah kesehatan yang perlu diwaspadai, terutama pada kelompok lanjut usia dan mereka yang memiliki riwayat penyakit kardiovaskular.
Tanda-Tanda Penyakit Arteri Perifer yang Perlu Diwaspadai
Banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka mengalami PAD, karena gejalanya sering kali muncul secara perlahan dan mungkin dianggap sepele. Pada bagian ini, kita akan membahas berbagai gejala umum yang perlu diperhatikan, gejala yang lebih serius yang dapat menandakan masalah aliran darah, serta tanda-tanda yang menunjukkan kapan Anda harus segera mencari bantuan medis

Gejala Umum Penyakit Arteri Perifer
Penyakit arteri perifer (PAD) sering kali menunjukkan gejala yang perlahan-lahan muncul dan semakin memburuk seiring waktu. Beberapa gejala umum yang sering dialami penderita PAD antara lain:
- Nyeri atau kram pada kaki, terutama saat berjalan, naik tangga, atau beraktivitas fisik. Rasa nyeri ini biasanya hilang setelah beristirahat (disebut klaudikasio intermiten).
- Kaki terasa lemas atau berat, terutama setelah digunakan untuk berjalan atau berdiri dalam waktu lama.
- Kaki terasa dingin atau mati rasa, terutama di salah satu kaki.
- Perubahan warna kulit pada kaki, seperti menjadi pucat atau kebiruan.
- Pertumbuhan kuku kaki yang lambat atau rambut pada kaki yang rontok.
Gejala yang Lebih Serius
Jika PAD tidak ditangani, gejala dapat berkembang menjadi lebih parah dan berisiko menyebabkan komplikasi serius. Gejala yang menunjukkan kondisi PAD sudah memasuki tahap lanjut meliputi:
- Nyeri kaki yang terus-menerus, bahkan saat sedang beristirahat.
- Luka atau borok pada kaki yang tidak kunjung sembuh, terutama di area jari kaki atau tumit.
- Perubahan warna kulit menjadi gelap atau kehitaman, yang menandakan kematian jaringan (gangrene).
- Pembengkakan pada kaki disertai rasa nyeri yang hebat.
- Infeksi pada kaki yang sulit diobati dan dapat menyebar ke bagian tubuh lain.
Kapan Harus Segera Mencari Bantuan Medis
Beberapa kondisi darurat terkait PAD memerlukan penanganan medis secepat mungkin. Segera hubungi dokter atau pergi ke rumah sakit jika Anda mengalami:
- Nyeri kaki yang parah dan tiba-tiba, terutama jika disertai dengan kaki yang terasa dingin dan pucat. Ini bisa menandakan penyumbatan arteri yang akut.
- Luka atau borok pada kaki yang tidak sembuh-sembuh, terasa sakit, atau mengeluarkan nanah.
- Perubahan warna kulit menjadi hitam atau munculnya jaringan mati di area kaki.
- Demam atau tanda-tanda infeksi seperti kemerahan, bengkak, atau rasa panas di sekitar luka.
Apa yang Menyebabkan Penyakit Arteri Perifer?
Banyak orang tidak menyadari bahwa faktor-faktor tertentu dalam gaya hidup dan kesehatan dapat meningkatkan kemungkinan mereka terkena PAD. Di bagian ini, kita akan menjelaskan penyebab utama dari PAD, berbagai faktor risiko yang perlu diperhatikan, dan bagaimana perubahan gaya hidup dapat membantu menurunkan risiko terjadinya penyakit ini.
Penyebab Utama Penyakit Arteri Perifer
Penyebab utama penyakit arteri perifer (PAD) adalah aterosklerosis, yaitu penumpukan plak (lemak, kolesterol, dan zat lain) di dinding pembuluh darah arteri. Plak ini menyebabkan pembuluh darah menyempit atau tersumbat, sehingga aliran darah ke bagian tubuh tertentu, terutama kaki, menjadi terhambat. Selain aterosklerosis, PAD juga bisa disebabkan oleh peradangan pembuluh darah, cedera pada anggota tubuh, atau paparan radiasi. Namun, kasus-kasus ini lebih jarang terjadi dibandingkan aterosklerosis.
Faktor Risiko yang Dapat Meningkatkan Kemungkinan Terkena Penyakit Arteri Perifer
Beberapa faktor risiko dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena PAD. Faktor-faktor ini meliputi:
- Usia: Risiko PAD meningkat seiring bertambahnya usia, terutama di atas 50 tahun.
- Merokok: Kebiasaan merokok merusak pembuluh darah dan mempercepat penumpukan plak.
- Diabetes: Kadar gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah dan saraf, meningkatkan risiko penyakit pembuluh darah tepi.
- Hipertensi (tekanan darah tinggi): Tekanan darah yang tidak terkontrol dapat merusak dinding arteri.
- Kolesterol tinggi: Kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) yang tinggi berkontribusi pada pembentukan plak.
- Riwayat keluarga: Jika ada anggota keluarga yang menderita PAD atau penyakit kardiovaskular, risiko Anda juga meningkat.
- Obesitas: Kelebihan berat badan memberi beban tambahan pada sistem peredaran darah.
Bagaimana Gaya Hidup Dapat Memengaruhi Risiko Penyakit Arteri Perifer
Gaya hidup memainkan peran penting dalam menentukan risiko seseorang terkena PAD. Kebiasaan seperti merokok, kurang aktivitas fisik, dan pola makan tidak sehat (tinggi lemak dan gula) dapat memperburuk kondisi pembuluh darah. Sebaliknya, menerapkan gaya hidup sehat seperti berolahraga teratur, menjaga pola makan seimbang, dan menghindari rokok dapat membantu mengurangi risiko PAD.
Misalnya, aktivitas fisik seperti berjalan kaki atau bersepeda dapat meningkatkan sirkulasi darah dan menjaga kesehatan pembuluh darah. Selain itu, mengontrol kadar gula darah, tekanan darah, dan kolesterol melalui pola makan sehat dan pengobatan yang tepat juga sangat penting untuk mencegah PAD. Dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, Anda tidak hanya mengurangi risiko PAD tetapi juga meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Bagaimana Penyakit Arteri Perifer Didiagnosis?
Mendiagnosis penyakit arteri perifer (PAD) sangat penting untuk menentukan langkah perawatan yang tepat. Berikut ini langkah-langkah yang umumnya dilakukan oleh dokter untuk mendiagnosis penyakit arteri perifer, mulai dari pemeriksaan fisik hingga tes tambahan yang mungkin diperlukan.
Proses Diagnosis Penyakit Arteri Perifer
Diagnosis penyakit pembuluh darah tepi atau penyakit arteri perifer (PAD) biasanya dimulai dengan pemeriksaan fisik dan wawancara medis oleh dokter. Dokter akan menanyakan gejala yang dialami, riwayat kesehatan, serta faktor risiko seperti kebiasaan merokok, diabetes, atau tekanan darah tinggi. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk:
- Memeriksa denyut nadi di kaki: Denyut nadi yang lemah atau tidak terasa bisa menjadi tanda aliran darah yang terhambat.
- Mengamati kondisi kulit dan kuku kaki: Perubahan warna kulit, luka yang tidak kunjung sembuh, atau pertumbuhan kuku yang abnormal dapat mengindikasikan PAD.
Setelah pemeriksaan awal, dokter mungkin akan melakukan tes sederhana yang disebut Ankle-Brachial Index (ABI). Tes ini membandingkan tekanan darah di pergelangan kaki dengan tekanan darah di lengan. Jika hasilnya menunjukkan perbedaan signifikan, ini bisa menjadi indikasi adanya PAD.
Tes Tambahan yang Mungkin Diperlukan
Jika hasil pemeriksaan awal menunjukkan kemungkinan penyakit pembuluh darah tepi, dokter mungkin akan merekomendasikan tes tambahan untuk memastikan diagnosis dan menilai tingkat keparahan kondisi. Beberapa tes tersebut meliputi:
- Ultrasonografi Doppler: Tes ini menggunakan gelombang suara untuk memvisualisasikan aliran darah di pembuluh arteri. Ini membantu dokter melihat area yang menyempit atau tersumbat.
- Angiografi: Prosedur ini melibatkan penyuntikan zat kontras ke dalam pembuluh darah, kemudian diambil gambar menggunakan sinar-X, CT scan, atau MRI. Angiografi memberikan gambaran detail tentang lokasi dan tingkat penyumbatan.
- Tes Treadmill: Tes ini dilakukan untuk mengamati gejala PAD, seperti nyeri kaki, saat pasien berjalan di atas treadmill. Hasilnya membantu dokter menilai seberapa parah kondisi tersebut.
- Blood Test (Tes Darah): Tes darah dilakukan untuk memeriksa kadar kolesterol, gula darah, dan penanda lain yang dapat berkontribusi pada PAD.
Dengan kombinasi pemeriksaan fisik dan tes tambahan, dokter dapat menentukan diagnosis PAD secara akurat dan merencanakan pengobatan yang sesuai.
Langkah-Langkah Pengobatan dan Penanganan
Berikut ini berbagai pendekatan yang dapat diambil untuk mengatasi penyakit arteri periferal (PAD), mulai dari pengobatan non-invasif, seperti perubahan gaya hidup dan penggunaan obat-obatan, sampai tindakan medis dan bedah jika diperlukan.
Pengobatan Non-Invasif
Pengobatan non-invasif menjadi langkah pertama dalam mengatasi penyakit arteri perifer (PAD). Fokusnya adalah pada perubahan gaya hidup dan penggunaan obat-obatan untuk mengelola gejala serta mencegah perkembangan penyakit.
- Perubahan Gaya Hidup: Perubahan gaya hidup adalah kunci utama dalam mengelola PAD. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:
- Berhenti merokok: Merokok memperburuk kondisi pembuluh darah, sehingga berhenti merokok adalah langkah paling penting.
- Olahraga teratur: Aktivitas fisik seperti berjalan kaki dapat meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi gejala PAD.
- Pola makan sehat: Mengonsumsi makanan rendah lemak, tinggi serat, dan rendah garam membantu mengontrol kolesterol dan tekanan darah.
- Menjaga berat badan ideal: Menurunkan berat badan berlebih dapat mengurangi beban pada sistem peredaran darah.
- Obat-obatan yang Biasa Diresepkan: Dokter mungkin meresepkan obat-obatan untuk membantu mengelola PAD, seperti:
- Obat pengencer darah (misalnya, aspirin atau clopidogrel) untuk mencegah pembekuan darah.
- Obat penurun kolesterol (statin) untuk mengurangi penumpukan plak di arteri.
- Obat untuk meningkatkan aliran darah (cilostazol atau pentoxifylline) yang membantu mengurangi gejala nyeri kaki.
Tindakan Medis dan Bedah
Jika pengobatan non-invasif tidak cukup efektif atau kondisi PAD sudah parah, dokter mungkin menyarankan tindakan medis atau bedah.
- Angioplasti dan Stenting: Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan kateter ke dalam pembuluh darah yang menyempit. Balon kecil kemudian dikembangkan untuk membuka arteri, dan stent (ring logam kecil) dipasang untuk menjaga arteri tetap terbuka.
- Operasi Bypass: Pada kasus yang lebih parah, operasi bypass mungkin diperlukan. Dokter akan membuat jalur baru menggunakan pembuluh darah sehat atau pembuluh buatan untuk mengalirkan darah melewati area yang tersumbat.
Pentingnya Manajemen Penyakit Penyerta
Mengelola penyakit penyerta seperti diabetes dan hipertensi sangat penting dalam penanganan PAD. Kedua kondisi ini dapat memperburuk kerusakan pembuluh darah dan meningkatkan risiko komplikasi.
- Diabetes: Kontrol gula darah yang baik melalui diet, olahraga, dan obat-obatan dapat mencegah kerusakan pembuluh darah lebih lanjut.
- Hipertensi: Menjaga tekanan darah dalam batas normal dengan obat-obatan dan gaya hidup sehat membantu mengurangi beban pada arteri.
Dengan kombinasi pengobatan non-invasif, tindakan medis jika diperlukan, dan manajemen penyakit penyerta, PAD dapat dikelola dengan baik. Langkah-langkah ini tidak hanya mengurangi gejala tetapi juga meningkatkan kualitas hidup penderita. Jika Anda didiagnosis dengan PAD, konsultasikan dengan dokter untuk merencanakan pengobatan yang paling sesuai dengan kondisi Anda.
Cara Mencegah Penyakit Arteri Perifer
Mencegah penyakit pembuluh darah tepi / penyakit arteri perifer (PAD) dimulai dengan mengadopsi gaya hidup sehat dan mengurangi faktor risiko yang dapat memicu kondisi ini. Berikut beberapa langkah pencegahan yang bisa Anda lakukan:
- Menghentikan kebiasaan merokok: Merokok adalah faktor risiko utama penyakit arteri perifer. Berhenti merokok dapat secara signifikan mengurangi risiko kerusakan pembuluh darah.
- Olahraga teratur: Aktivitas fisik seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang membantu meningkatkan sirkulasi darah dan menjaga kesehatan pembuluh darah.
- Pola makan sehat: Konsumsi makanan rendah lemak jenuh, tinggi serat, dan kaya buah serta sayuran. Hindari makanan tinggi garam dan gula untuk menjaga tekanan darah dan kadar kolesterol tetap stabil.
- Kontrol berat badan: Menjaga berat badan ideal mengurangi beban pada sistem peredaran darah dan menurunkan risiko PAD.
- Kelola penyakit penyerta: Jika Anda memiliki diabetes, hipertensi, atau kolesterol tinggi, pastikan kondisi ini terkontrol dengan baik melalui pengobatan dan gaya hidup sehat.
Dengan menerapkan tips-tips ini, Anda tidak hanya mengurangi risiko PAD tetapi juga meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan Rutin
Pemeriksaan kesehatan rutin sangat penting, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko seperti usia di atas 50 tahun, riwayat merokok, diabetes, atau penyakit kardiovaskular. Pemeriksaan rutin membantu mendeteksi masalah kesehatan sejak dini, termasuk tanda-tanda PAD, sebelum gejala serius muncul.
Dengan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, Anda dapat mengambil langkah pencegahan yang lebih efektif dan menjaga kesehatan pembuluh darah Anda. Ingat, mencegah selalu lebih baik daripada mengobati!
Kesimpulan
Penyakit arteri perifer (PAD) atau penyakit pembuluh darah tepi adalah kondisi serius yang terjadi ketika aliran darah ke anggota tubuh, terutama kaki, terhambat akibat penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah arteri. Gejalanya bisa berupa nyeri kaki, luka yang sulit sembuh, atau bahkan komplikasi parah seperti gangrene. Faktor risiko utama PAD meliputi merokok, diabetes, hipertensi, kolesterol tinggi, dan gaya hidup tidak sehat. Diagnosis PAD dilakukan melalui pemeriksaan fisik, tes Ankle-Brachial Index (ABI), dan tes tambahan seperti ultrasonografi atau angiografi. Pengobatan PAD mencakup perubahan gaya hidup, obat-obatan, hingga tindakan medis seperti angioplasti atau operasi bypass.
Ingatlah bahwa informasi dalam artikel ini bersifat edukatif dan bukan pengganti saran medis profesional. Jika Anda memiliki gejala-gejala atau faktor risiko penyakit arteri perifer (PAD) atau penyakit kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah) lainnya, segera konsultasikan dengan dengan dokter spesialis atau mengunjungi Heartology Cardiovascular Hospital untuk mendapatkan evaluasi dan perawatan yang tepat.
Heartology Cardiovascular Hospital dikenal sebagai salah satu rumah sakit khusus jantung dan pembuluh darah terdepan dalam layanan kesehatan kardiovaskular di Indonesia. Heartology dilengkapi dengan teknologi medis modern dan didukung oleh tim dokter spesialis jantung yang berpengalaman dalam menangani berbagai masalah kardiovaskular.
Di Heartology, Anda akan mendapatkan pendekatan yang komprehensif serta perawatan yang berfokus pada kebutuhan setiap pasien. Tim medis di Heartology siap untuk memberikan penjelasan yang mendetail tentang kondisi, prosedur, risiko, dan manfaat, serta mendiskusikan semua pertanyaan yang Anda miliki seputar kesehatan jantung dan pembuluh darah Anda.
Dengan fasilitas yang memadai dan profesional medis yang terlatih, Heartology dapat memberikan kepercayaan dan kenyamanan bagi pasien dalam menjalani pemeriksaan dan perawatan kesehatan jantung dan pembuluh darah pasien.
Pertanyaan Umum Seputar Penyakit Arteri Perifer (PAD)
Berikut ini beberapa pertanyaan seputar penyakit arteri perifer (PAD) yang seringkali ditanyakan oleh masyarakat di Indonesia pada umumnya.
Apakah penyakit arteri perifer bisa sembuh total?
Penyakit Arteri Perifer (PAD) tidak bisa sembuh total, tetapi bisa dikelola dengan baik. Melalui perubahan gaya hidup, pengobatan, dan tindakan medis jika diperlukan, gejala PAD dapat dikurangi dan perkembangan penyakit bisa diperlambat. Tujuannya adalah mencegah komplikasi serius seperti amputasi atau penyakit jantung.
Apakah PAD hanya menyerang orang tua?
Tidak, meskipun risiko PAD meningkat seiring bertambahnya usia (terutama di atas 50 tahun), orang yang lebih muda juga bisa terkena PAD jika memiliki faktor risiko seperti merokok, diabetes, obesitas, atau riwayat keluarga dengan penyakit kardiovaskular.
Apakah olahraga aman untuk penderita PAD?
Ya, olahraga aman dan justru sangat dianjurkan untuk penderita PAD. Aktivitas fisik seperti berjalan kaki dapat meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi gejala nyeri kaki. Namun, konsultasikan dengan dokter sebelum memulai program olahraga untuk memastikan jenis dan intensitas yang sesuai dengan kondisi Anda.