EVAR (Endovascular Aneurysm Repair): Solusi Minim Invasif untuk Aneurisma Aorta Abdominal
Pernah merasakan denyut aneh di perut yang tak kunjung hilang? Bisa jadi itu bukan maag biasa, tapi ‘bom waktu’ di aorta Anda yang suatu saat bisa pecah tanpa peringatan. Kabar baiknya: kini ada teknologi revolusioner yang bisa ‘melucuti’ ancaman ini tanpa operasi besar.
Dengan pendekatan yang lebih aman, lebih cepat pulih, dan risiko yang lebih rendah, EVAR menjadi pilihan unggulan untuk menangani aneurisma aorta abdominal (AAA), terutama bagi pasien yang tidak memungkinkan menjalani operasi besar.
Setiap tahun, ribuan orang di Indonesia menghadapi ancaman serius dari aneurisma aorta abdominal (AAA)—suatu kondisi yang dapat berakibat fatal bila tidak tertangani tepat waktu. Kabar baiknya, dunia medis telah menghadirkan solusi canggih dan minim risiko bernama EVAR (Endovascular Aneurysm Repair).
Artikel ini akan membahas secara lengkap; apa itu EVAR, kapan EVAR dibutuhkan, prosedur EVAR (langkah demi langkah), kelebihan EVAR dibanding operasi terbuka, risiko dan efek samping EVAR, dan proses pemulihan pasca EVAR.
Apa itu EVAR (Endovascular Aneurysm Repair)?
EVAR (Endovascular Aneurysm Repair) adalah prosedur medis minimal-invasif yang dirancang untuk menangani aneurisma aorta, khususnya aneurisma aorta abdominal (AAA). Aneurisma aorta abdominal terjadi ketika dinding pembuluh darah utama di perut (aorta) melemah dan membentuk tonjolan seperti balon. Jika tonjolan ini pecah, dampaknya bisa sangat fatal.
Berbeda dengan operasi terbuka yang membutuhkan sayatan besar di perut, EVAR dilakukan dari dalam pembuluh darah. Prosedur ini memanfaatkan teknologi kateter untuk memasukkan stent graft—yaitu tabung khusus berbahan kain yang diperkuat dengan kerangka logam—melalui sayatan kecil di pangkal paha.
Dengan bantuan panduan sinar-X, dokter akan mengarahkan stent graft menuju area aneurisma di dalam aorta. Setelah sampai di lokasi, stent graft akan dipasang dan mengembang untuk menempel kuat pada dinding aorta yang sehat di atas dan di bawah aneurisma. Alat ini bertindak sebagai saluran baru bagi aliran darah, sehingga tekanan tidak lagi menekan dinding yang melemah dan tonjolan aneurisma tidak akan bertambah besar atau pecah.
Menurut Journal of Vascular Surgery (2023), EVAR memiliki tingkat keberhasilan tinggi (90-95%) dengan risiko komplikasi yang jauh lebih rendah dibanding operasi terbuka, terutama bagi pasien lansia atau yang memiliki kondisi medis tertentu.
Kapan EVAR Dibutuhkan?
EVAR (Endovascular Aneurysm Repair) adalah pilihan pengobatan yang biasanya direkomendasikan untuk menangani aneurisma aorta abdominal (AAA) yang sudah mencapai ukuran atau kondisi tertentu yang dianggap berisiko tinggi pecah. Keputusan untuk melakukan EVAR dibuat berdasarkan evaluasi medis yang sangat teliti oleh dokter spesialis bedah vaskular.
1. Bila Aneurisma Sudah Besar atau Bertumbuh Cepat
Secara umum, EVAR dianjurkan ketika diameter aneurisma sudah mencapai 5 cm atau lebih (ukuran normal aorta sekitar 2 cm). Ukuran ini dianggap sebagai ambang batas karena risiko pecah meningkat tajam. Selain ukuran, laju pertumbuhan juga menjadi pertimbangan penting. Bila aneurisma tumbuh lebih dari 0,5 cm dalam enam bulan, maka prosedur EVAR biasanya disarankan karena dianggap tidak stabil.
2. Pilihan bagi Pasien dengan Risiko Tinggi Jika Menjalani Operasi Terbuka
Tidak semua pasien dapat menjalani operasi terbuka yang lebih invasif. Pasien lanjut usia, atau mereka yang memiliki penyakit penyerta seperti penyakit jantung, paru-paru, ginjal, atau diabetes berat, sering kali dinilai tidak aman untuk operasi besar. Dalam kasus seperti ini, EVAR menjadi alternatif yang lebih aman karena prosedurnya minimal-invasif dan tidak membutuhkan sayatan besar.
3. Aneurisma yang Tidak Menimbulkan Gejala (Silent)
Banyak kasus AAA tidak menunjukkan gejala apapun hingga mencapai ukuran besar atau bahkan pecah. Oleh karena itu, aneurisma ini sering kali terdeteksi secara tidak sengaja saat pasien menjalani pemeriksaan pencitraan seperti USG abdomen atau CT-Scan untuk keluhan lain. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan ukuran aneurisma yang memenuhi kriteria EVAR, maka dokter akan merekomendasikan prosedur ini sebagai langkah pencegahan.
4. Lokasi dan Karakteristik Anatomi Aneurisma

Selain ukuran dan laju pertumbuhan, posisi aneurisma dalam aorta juga sangat menentukan. Aneurisma yang berada dekat dengan cabang arteri ginjal memerlukan perhatian khusus. Dokter akan mengevaluasi apa yang disebut dengan “leher aorta” (bagian sehat dari aorta di bawah ginjal tempat stent graft harus menempel dengan baik). Jika anatomi aorta pasien memenuhi syarat, maka EVAR bisa menjadi pilihan efektif dan aman.
Catatan Penting:
Keputusan untuk melakukan EVAR tidak hanya bergantung pada hasil pemeriksaan pencitraan, tetapi juga mencakup penilaian menyeluruh terhadap kondisi medis pasien, usia, risiko komplikasi, serta preferensi pasien setelah mendapat penjelasan dari tim medis.
Prosedur EVAR: Langkah demi Langkah
Endovascular Aneurysm Repair (EVAR) adalah prosedur medis canggih yang dilakukan dengan pendekatan minimal-invasif. Berikut ini langkah-langkah umum yang dilakukan dalam prosedur EVAR:

- Persiapan dan Pemberian Bius: Sebelum prosedur dimulai, pasien akan diminta untuk berpuasa selama beberapa jam. Tim medis akan memeriksa kondisi vital, fungsi ginjal, serta riwayat penyakit lain yang mungkin memengaruhi tindakan. Bius yang digunakan biasanya adalah anestesi lokal di area pangkal paha, meskipun pada beberapa kasus bisa ditambah dengan sedasi ringan agar pasien lebih nyaman.
- Pemasangan Kateter: Setelah area pangkal paha dibersihkan dan dibius, dokter bedah akan membuat sayatan kecil (sekitar 1 cm) untuk mengakses pembuluh darah besar yang disebut arteri femoralis. Melalui sayatan ini, kateter (sejenis selang kecil dan fleksibel) akan dimasukkan dan diarahkan menuju bagian aorta yang mengalami pelebaran (aneurisma). Proses ini dipandu oleh gambar real-time dari mesin fluoroskopi (sinar-X khusus) untuk memastikan kateter bergerak tepat ke lokasi aneurisma.
- Penempatan Stent Graft: Stent graft adalah tabung khusus yang terbuat dari bahan kain tahan lama dan diperkuat dengan bingkai logam. Melalui kateter, stent ini digerakkan hingga mencapai lokasi aneurisma. Setelah posisi tepat, stent akan dibuka atau digelembungkan untuk menempel di dinding aorta. Tujuannya adalah mengalihkan aliran darah agar tidak lagi memberi tekanan langsung pada dinding aorta yang melemah. Fungsi stent graft:
- Mengalirkan darah secara normal.
- Mengurangi tekanan pada dinding aorta yang lemah.
- Mencegah pecahnya aneurisma.
- Konfirmasi Posisi Stent: Agar penempatan stent graft benar-benar akurat, dokter akan menggunakan panduan pencitraan seperti fluoroskopi (sinar-X real time) dengan bantuan zat kontras. Jika posisi belum pas, stent bisa digeser atau ditata ulang hingga optimal.
- Penutupan Sayatan: Setelah stent graft terpasang dengan sempurna dan kateter dikeluarkan, sayatan kecil di pangkal paha akan ditutup. Karena prosedurnya minimal-invasif, biasanya tidak diperlukan jahitan besar. Luka pun akan ditutup dengan perban steril.
- Pemantauan Pasca-Prosedur: Setelah tindakan selesai, pasien akan dibawa ke ruang pemulihan untuk observasi intensif. Dalam 1–2 hari pertama, tekanan darah, detak jantung, dan fungsi organ akan dipantau secara ketat. Kebanyakan pasien bisa mulai makan, duduk, dan berjalan ringan dalam waktu singkat. Lama rawat inap rata-rata sekitar 2–3 hari, tergantung kondisi masing-masing pasien.
Prosedur EVAR telah terbukti efektif mengurangi risiko pecahnya aneurisma dengan tingkat keberhasilan tinggi. Namun, evaluasi lanjutan tetap diperlukan secara berkala melalui CT-Scan atau USG untuk memastikan stent tetap berada di posisi yang tepat dan berfungsi optimal.
Kelebihan EVAR dibanding Operasi Terbuka
Endovascular Aneurysm Repair (EVAR) adalah salah satu inovasi dalam dunia bedah vaskular modern yang membawa banyak keuntungan, khususnya dibandingkan operasi terbuka tradisional. Berikut adalah beberapa kelebihan utama EVAR yang membuat prosedur ini semakin banyak dipilih oleh pasien dan dokter:
1. Prosedur Minimal Invasif
Salah satu keunggulan utama EVAR adalah sifatnya yang minimal invasif. Artinya, dokter tidak perlu melakukan sayatan besar di perut seperti pada operasi terbuka. Sayatan kecil, sekitar 1-2 cm, cukup dibuat di pangkal paha sebagai jalur masuk ke arteri femoralis. Hal ini membuat trauma terhadap tubuh menjadi jauh lebih ringan, dan pasien pun merasakan lebih sedikit nyeri setelah prosedur.
2. Masa Pemulihan Lebih Cepat
Karena EVAR tidak melibatkan pembedahan besar, proses pemulihan menjadi jauh lebih singkat. Menurut data dari Society for Vascular Surgery, sebagian besar pasien yang menjalani EVAR dapat pulang dari rumah sakit hanya dalam 1–2 hari. Banyak pasien sudah bisa kembali beraktivitas ringan dalam waktu dua minggu, jauh lebih cepat dibandingkan operasi terbuka yang biasanya membutuhkan waktu pemulihan 6–8 minggu.
Data dari New England Journal of Medicine (2023) menunjukkan bahwa 85% pasien EVAR kembali ke aktivitas normal dalam 14 hari, vs. hanya 20% pada operasi terbuka.
3. Risiko Komplikasi Lebih Rendah
EVAR juga terbukti secara klinis memiliki risiko komplikasi yang lebih rendah dibanding operasi terbuka. EVAR menyebabkan lebih sedikit kehilangan darah selama prosedur, lebih minim nyeri pascaoperasi, serta lebih singkat waktu operasinya. Selain itu, risiko infeksi luka, gangguan jantung, dan komplikasi pasca-anestesi juga lebih rendah, terutama pada pasien lanjut usia atau yang memiliki penyakit penyerta seperti diabetes atau penyakit jantung.
4. Bisa Dilakukan Tanpa Bius Umum
Banyak kasus EVAR dapat dilakukan hanya dengan anestesi lokal atau regional (setempat), tanpa perlu bius total. Ini menjadi keuntungan besar bagi pasien yang berisiko tinggi terhadap anestesi umum, misalnya pasien dengan gangguan paru atau jantung. Dengan anestesi lokal, pasien tetap sadar selama prosedur, namun tidak merasakan nyeri.
Perbandingan Langsung EVAR vs. Operasi Terbuka
Parameter | EVAR | Operasi Terbuka |
---|---|---|
Sayatan | 1 – 2 cm (pangkal paha) | 15 – 20 cm (perut) |
Rawat Inap | 1 – 3 hari | 5 – 10 hari |
Risiko Infeksi | <1% | 5 – 10% |
Bius | Lokal / Sedasi | Umum |
Dengan pendekatan yang lebih aman, lebih cepat pulih, dan risiko yang lebih rendah, EVAR menjadi pilihan unggulan untuk menangani aneurisma aorta abdominal (AAA), terutama bagi pasien yang tidak memungkinkan menjalani operasi besar. Namun, keputusan akhir tetap harus melalui penilaian menyeluruh oleh dokter spesialis bedah vaskular, berdasarkan kondisi fisik dan anatomi pasien.
Kapan Operasi Terbuka Masih Diperlukan?
Meski EVAR unggul, operasi terbuka mungkin lebih baik untuk:
- Aneurisma dengan anatomi kompleks (misal: leher aorta sangat pendek).
- Pasien muda dengan harapan hidup panjang (stent graft mungkin perlu diganti setelah 10-15 tahun).

Risiko dan Efek Samping EVAR
EVAR dikenal sebagai prosedur yang aman dan minimal invasif untuk mengatasi aneurisma aorta abdominal (AAA). Namun seperti semua tindakan medis, EVAR tetap memiliki potensi risiko dan efek samping.
1. Komplikasi Operasi
Meskipun EVAR termasuk prosedur yang lebih ringan dibanding operasi terbuka, tetap ada kemungkinan terjadinya komplikasi pascaoperasi. Beberapa yang bisa terjadi antara lain:
- Perdarahan di area sayatan (pangkal paha)
- Infeksi ringan di luka operasi
- Reaksi terhadap anestesi atau obat-obatan, meskipun jarang
Namun dengan tim medis yang berpengalaman, risiko ini bisa diminimalkan secara signifikan.
2. Endoleak
Salah satu komplikasi khas EVAR adalah endoleak, yaitu kondisi ketika darah masih mengalir ke dalam kantung aneurisma meskipun sudah dipasang stent graft. Ini dapat terjadi karena stent tidak menutup aneurisma secara sempurna.
Tingkat kejadian endoleak berkisar antara 20–30% tergantung anatomi pasien (Sumber: Society for Vascular Surgery).
Tergantung jenisnya, beberapa endoleak membaik dengan sendirinya, namun ada juga yang memerlukan prosedur tambahan untuk memperbaiki posisi atau mengganti stent graft. Jenis endoleak antara lain:
- Tipe I: Kebocoran di ujung stent (membutuhkan tindakan segera)
- Tipe II: Aliran balik dari pembuluh kecil (sering tidak berbahaya)
- Tipe III: Kebocoran antar komponen stent graft
3. Risiko Pembekuan Darah (Deep Vein Thrombosis / DVT)
Setelah operasi, risiko pembekuan darah terutama di vena kaki bisa meningkat. Jika gumpalan darah ini berpindah ke paru-paru (emboli paru), bisa menjadi kondisi yang serius. Oleh karena itu, dokter biasanya menyarankan penggunaan kaus kaki kompresi, mobilisasi dini, dan obat pengencer darah bila diperlukan.
4. Kerusakan Organ
Karena prosedur EVAR menggunakan zat kontras (biasanya iodin) untuk panduan gambar X-ray, ada kemungkinan terjadi gangguan fungsi ginjal, terutama pada pasien dengan riwayat penyakit ginjal sebelumnya.
Selain itu, karena aliran darah sempat terganggu saat pemasangan stent graft, ada kemungkinan kecil gangguan suplai darah ke organ seperti usus atau kaki.
5. Komplikasi Kardiovaskular Serius
Walaupun jarang, komplikasi serius seperti serangan jantung atau stroke tetap bisa terjadi, terutama pada pasien yang memiliki riwayat penyakit jantung atau tekanan darah tinggi. Karena itu, pemantauan ketat dilakukan sebelum, selama, dan setelah prosedur.
6. Efek Samping Lain
Beberapa pasien, khususnya pria lanjut usia, melaporkan gangguan ereksi pasca prosedur EVAR. Ini bisa berkaitan dengan gangguan aliran darah ke daerah panggul.
Selain itu, meskipun angka kematian akibat EVAR sangat rendah (rata-rata <2%), aneurisma tetap bisa berisiko jika tidak ditangani secara tepat. Oleh karena itu, pasien perlu menjalani kontrol berkala pasca EVAR melalui CT-Scan atau USG untuk memastikan stent tetap bekerja dengan baik.
EVAR adalah solusi yang sangat membantu dan relatif aman untuk pasien dengan aneurisma aorta abdominal. Dengan penanganan profesional, sebagian besar pasien bisa pulih dengan baik. Namun, pemahaman akan risiko dan kontrol jangka panjang tetap penting agar hasil EVAR bertahan dalam jangka waktu lama.
Proses Pemulihan Pasca EVAR
Prosedur EVAR dirancang untuk memperbaiki aneurisma aorta secara minimal invasif, yang berarti proses pemulihannya jauh lebih cepat dan nyaman dibanding operasi terbuka. Namun, tetap ada tahapan yang harus diikuti agar proses penyembuhan berjalan optimal dan aman.
1. Masa Rawat Inap yang Singkat
Setelah prosedur selesai, pasien biasanya dirawat hanya 1 hingga 3 hari di rumah sakit.
Begitu pasien sadar dan stabil:
- Sudah bisa minum, makan ringan, dan mulai duduk atau berjalan perlahan dalam waktu kurang dari 24 jam.
- Tim medis akan terus memantau tekanan darah, fungsi ginjal, dan kondisi luka di pangkal paha.
Bila tidak ada komplikasi, pasien bisa pulang dalam waktu 2–3 hari setelah prosedur.
2. Nyeri dan Aktivitas Fisik
Berbeda dengan operasi terbuka yang menimbulkan nyeri hebat, nyeri pasca EVAR umumnya ringan dan dapat ditangani dengan obat penghilang rasa sakit dosis ringan.
Selama masa pemulihan:
- Pasien disarankan tidak mengangkat beban berat atau melakukan aktivitas fisik berat seperti olahraga, naik tangga ekstrem, atau berkendara jauh selama 4–6 minggu.
- Jalan ringan dan peregangan lembut justru dianjurkan untuk memperlancar sirkulasi darah dan mencegah pembekuan.
3. Waktu Pemulihan
Salah satu keunggulan utama EVAR adalah masa pemulihan yang jauh lebih cepat dibanding operasi konvensional.
Data dari Society for Vascular Surgery menunjukkan bahwa:
- Sebagian besar pasien sudah dapat kembali beraktivitas normal dalam 1–2 minggu, termasuk berjalan, bekerja ringan, dan mengurus diri sendiri.
- Aktivitas seperti bekerja penuh waktu biasanya bisa dimulai kembali dalam waktu sekitar 1 bulan, tergantung kondisi fisik dan jenis pekerjaan.
4. Kontrol Lanjutan
Setelah EVAR, pemantauan rutin sangat penting untuk memastikan stent graft tetap berada di posisi yang tepat dan berfungsi dengan baik.
Pemeriksaan biasanya meliputi:
- CT-Scan atau USG Doppler setiap 6 bulan hingga 1 tahun, lalu secara berkala sesuai kondisi pasien.
- Pemeriksaan ini bertujuan mendeteksi komplikasi seperti endoleak (kebocoran darah ke aneurisma) atau pergeseran stent.
Tanda bahaya yang perlu diwaspadai:
- Nyeri perut/punggung mendadak
- Kaki bengkak atau kebas
- Demam tinggi
Sekitar 1 dari 10 pasien EVAR mungkin memerlukan tindakan lanjutan untuk memperbaiki posisi atau mengganti bagian stent graft di masa depan. Oleh karena itu, kepatuhan terhadap kontrol medis sangatlah penting untuk mencegah komplikasi serius.
Perbedaan EVAR dan TEVAR: Prosedur Minimal Invasif untuk Lokasi Aneurisma Berbeda
Secara teknis, EVAR dan TEVAR sama-sama minimal invasif dan berbasis fluoroskopi, menggunakan kateter untuk menempatkan stent graft ke lokasi aneurisma. Namun, ada perbedaan signifikan:
- Lokasi aneurisma:
- EVAR: untuk aneurisma infrarenal di perut
- TEVAR: untuk aneurisma di bagian dada /toraks
- Tantangan anatomi: TEVAR sering melibatkan area yang lebih kompleks karena dekat jantung dan cabang arteri besar di dada, sehingga membutuhkan perencanaan yang lebih rumit dan struktur stent yang spesifik.
- Indikasi dan komplikasi: TEVAR biasanya diterapkan pada aneurisma torakalis yang langsung berisiko serius, sementara EVAR lebih banyak digunakan pada aneurisma abdominal tidak ruptur.
Menurut Society for Vascular Surgery, TEVAR sekarang menjadi pilihan utama untuk aneurisma di dada karena memberikan risiko morbiditas dan mortalitas pasca-operasi yang lebih rendah dibanding operasi terbuka pada aorta torakalis.
Kesimpulan
EVAR hadir sebagai solusi medis yang revolusioner dalam penanganan aneurisma aorta abdominal (AAA). Berkat pendekatan minimal invasifnya, EVAR mampu:
- Mencegah pecahnya aorta dengan efektif melalui pemasangan stent graft.
- Menurunkan angka mortalitas 30-hari ke ~1,4 %, dibanding operasi terbuka yang mencapai ~4,2 % (meta-analisis dari lebih 2.700 pasien).
- Mengurangi risiko komplikasi, menguatkan keselamatan dan kenyamanan pasien.
Tindakan Cepat = Penyelamat Nyawa
Aneurisma umumnya berkembang tanpa gejala—hingga akhirnya pecah dengan angka kematian 75–90 %.
Oleh karena itu, penting:
- Kenali faktor risiko: perokok, hipertensi, usia lanjut, dan riwayat keluarga AAA.
- Segera lakukan pemeriksaan pencitraan (USG/CT-Scan) jika muncul gejala seperti nyeri dada, perut, atau punggung mendadak; atau jika Anda termasuk kelompok risiko tinggi.
- Menangani aneurisma sebelum pecah sangat krusial untuk menyelamatkan nyawa dan meningkatkan sukses EVAR.
Mengapa Memilih Heartology untuk Penanganan Masalah Kardiovaskular
Memilih Heartology Cardiovascular Hospital sebagai mitra dalam penanganan masalah kardiovaskular adalah langkah tepat bagi Anda yang mengutamakan kualitas, kenyamanan, dan pendekatan holistik dalam perawatan jantung. Berikut adalah alasan mengapa Heartology menjadi pilihan unggulan:
1. Rumah Sakit Khusus Kardiovaskular dengan Layanan Komprehensif
Heartology bukan rumah sakit umum, melainkan rumah sakit khusus jantung dan pembuluh darah yang memberikan layanan secara menyeluruh—mulai dari diagnosis, pemantauan, tindakan minimal invasif, hingga operasi kompleks.
Dengan layanan seperti:
- Aortic Center, pusat penanganan untuk segala kondisi abnormal pada pembuluh darah utama dengan tim ahli dan teknologi canggih.
- Cardiac Diagnostic Center, pusat diagnosis jantung dengan teknologi canggih untuk deteksi dini yang akurat untuk berbagai kondisi kardiovaskular.
- Interventional Cardiology Center, pusat intervensi kardiologi dengan prosedur minimal invasif untuk penanganan penyakit jantung secara efektif dan cepat.
- Minimally Invasive Cardiac Surgery Center, pusat bedah jantung, paru, dan pembuluh darah oleh tim ahli bedah toraks dan kardiovaskular terkemuka.
2. Tim Dokter Subspesialis Jantung Berpengalaman
Heartology didukung oleh tim dokter spesialis jantung yang diakui secara nasional dan internasional. Para dokter ini memiliki pengalaman luas dalam menangani berbagai kondisi kardiovaskular, mulai dari kasus sederhana hingga kompleks. Mereka juga aktif dalam penelitian dan pengembangan teknologi medis terbaru, memastikan pasien mendapatkan perawatan terkini dan terbaik.
- Spesialisasi lengkap: Mulai dari intervensi jantung, bedah toraks, hingga elektrofisiologi (gangguan irama jantung).
- Reputasi nasional dan internasional: Beberapa dokter Heartology aktif mengajar dan meneliti di pusat kardiologi Indonesia dan tingkat dunia.
- Pendekatan tim: Setiap kasus didiskusikan oleh multidisiplin spesialis untuk hasil terbaik.
Dokter ahli di Heartology Cardiovascular Hospital:
3. Dukungan Teknologi Medis Tercanggih di Indonesia
Heartology dilengkapi dengan peralatan medis mutakhir yang memungkinkan diagnosis dan terapi yang lebih akurat dan efisien. Beberapa teknologi unggulan yang tersedia meliputi:
- EnSite X EP System: Untuk pemetaan elektrofisiologi jantung secara real-time.
- HD Grid 3D: Menyediakan gambaran tiga dimensi aktivitas listrik jantung.
- Intravascular Ultrasound (IVUS): Untuk visualisasi detail dinding arteri koroner.
- Fractional Flow Reserve (FFR): Mengukur aliran darah dan menentukan kebutuhan intervensi.
- CT-Scan 512 Slice: Memberikan gambaran jantung dan pembuluh darah dengan resolusi tinggi.
Teknologi ini memungkinkan diagnosis lebih akurat dan tindakan minim invasif dengan risiko lebih rendah.
4. Pendekatan Pasien-Sentris
Heartology menganut prinsip pelayanan “patient-centered care” yang menempatkan pasien sebagai fokus utama.
- Konsultasi menyeluruh: Dokter akan menjelaskan kondisi dan pilihan treatment dengan bahasa mudah dimengerti.
- Perawatan terpersonalisasi: Treatment dirancang sesuai kebutuhan spesifik pasien (usia, kondisi medis, gaya hidup).
- Komunikasi terbuka dan empatik: Tim medis berperan sebagai mitra pasien, bukan sekadar penyedia layanan.
- Dukungan psikologis: Tim khusus membantu pasien mengatasi kecemasan sebelum prosedur.
- Program edukasi pasien: Pasien dan keluarga dibekali informasi lengkap tentang kondisi, proses pemulihan, dan perawatan jangka panjang.
Pendekatan ini memastikan pasien merasa didengar, dihargai, dan terlibat aktif dalam proses penyembuhan.
5. Kenyamanan Ruang Perawatan dan Pendamping
Di Heartology Cardiovascular Hospital, kami memahami bahwa lingkungan yang nyaman dapat mempercepat proses pemulihan. Oleh karena itu, Heartology menyediakan fasilitas rawat inap yang dirancang untuk memberikan suasana yang nyaman dan mendukung proses penyembuhan pasien serta kenyamanan bagi pendamping.
Dengan kombinasi tim medis berpengalaman, teknologi canggih, pendekatan pasien-sentris, dan fasilitas perawatan yang nyaman, Heartology Cardiovascular Hospital berkomitmen untuk menjadi mitra terpercaya dalam menjaga kesehatan jantung Anda.
6. Terakreditasi Paripurna dan Reputasi Sebagai Rumah Sakit Rujukan
Sejak resmi dibuka pada 25 November 2023, Heartology Cardiovascular Hospital telah menjadi rumah sakit rujukan utama untuk kasus-kasus jantung kompleks dari seluruh Indonesia. Kami juga telah terakreditasi dengan predikat Paripurna dari Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit (LAM-KPRS), menunjukkan komitmen kami terhadap standar tertinggi keselamatan dan kualitas layanan.
Memilih rumah sakit untuk penanganan pecah pembuluh dara (aneurisma) adalah keputusan besar. Di Heartology, kami percaya bahwa setiap anak berhak mendapatkan perawatan terbaik—baik dari sisi medis, teknologi, maupun empati.
Dengan tim dokter ahli, fasilitas modern, pendekatan multidisipliner, dan fokus pada kenyamanan pasien, Heartology siap menjadi mitra terpercaya dalam menjaga detak jantung Anda.

Penutup
Penyakit jantung dan pembuluh darah sering disebut sebagai “silent killer” karena gejalanya yang tidak selalu terasa hingga kondisi sudah parah. Namun, kabar baiknya adalah: dengan deteksi dini dan penanganan tepat, banyak kasus dapat dicegah atau dikendalikan sebelum berkembang menjadi komplikasi serius.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebagian besar penyakit kardiovaskular dapat dicegah melalui deteksi dini dan pengelolaan faktor risiko.
Masalah Jantung dan Pembuluh Darah Bisa Ditangani dengan Baik
Berbagai gangguan kardiovaskular—termasuk aneurisma aorta—dapat ditangani secara efektif bila dikenali dan diobati sejak dini. Dengan kemajuan teknologi seperti Endovascular Aneurysm Repair (EVAR), pasien kini memiliki pilihan penanganan yang lebih aman, minimal invasif, dan memiliki waktu pemulihan yang jauh lebih cepat dibanding operasi konvensional.
Menurut data dari American Heart Association, deteksi dini aneurisma aorta dapat menurunkan risiko kematian secara signifikan. Bahkan, keberhasilan prosedur EVAR terus meningkat dalam dua dekade terakhir, terutama berkat kolaborasi tim medis multidisiplin dan penggunaan teknologi modern.
Deteksi dan Tindakan Proaktif Adalah Kunci
Jika Anda memiliki faktor risiko seperti:
- Riwayat keluarga dengan aneurisma atau penyakit jantung,
- Kebiasaan merokok,
- Hipertensi kronis,
- Atau mengalami nyeri perut/pinggang mendadak yang tidak biasa,
jangan tunda untuk memeriksakan diri ke dokter. Deteksi dini adalah langkah pertama menuju perlindungan nyawa. Ingat, aneurisma seringkali tidak menimbulkan gejala sampai terjadi komplikasi serius seperti robekan aorta—yang bisa berakibat fatal.
Jangan tunggu sampai terlambat.
Lakukan pemeriksaan jantung dan pembuluh darah secara berkala. Konsultasikan dengan dokter spesialis yang Anda percaya.
Pencegahan hari ini adalah perlindungan untuk masa depan!
Pertanyaan Umum Seputar EVAR
Berikut ini beberapa pertanyaan seputar EVAR (Endovascular Aneurysm Repair) yang seringkali ditanyakan oleh masyarakat di Indonesia pada umumnya.
Apa itu EVAR?
EVAR (Endovascular Aneurysm Repair) adalah prosedur minimal-invasif untuk memperbaiki aneurisma aorta abdominal (AAA) tanpa sayatan besar. Prosedur ini memasukkan stent graft melalui arteri di paha untuk melapisi bagian aorta yang melemah, sehingga mencegah aneurisma pecah.
Bagaimana prosedur EVAR dilakukan?
Dokter membuat sayatan kecil di pangkal paha dan memasukkan kateter tipis menuju aorta. Melalui kateter tersebut, stent graft dialirkan ke lokasi aneurisma dan kemudian diperluas untuk memperkuat dinding aorta. Setelah terpasang, pasien dipantau beberapa hari di rumah sakit untuk memastikan tidak ada komplikasi.
Kapan EVAR diperlukan?
EVAR disarankan ketika AAA berukuran besar (sekitar ≥5 cm) atau tumbuh cepat, karena risiko pecah tinggi. Juga dipertimbangkan jika pasien sulit menjalani operasi terbuka (usia lanjut atau penyakit penyerta). Dokter akan menggunakan hasil CT scan/USG untuk menilai apakah lokasi dan ukuran aneurisma sesuai untuk EVAR.
Apa kelebihan EVAR dibanding operasi terbuka?
Karena sayatannya kecil, EVAR menyebabkan nyeri pasca operasi lebih ringan dan pemulihan lebih cepat. Pasien biasanya hanya dirawat 1–3 hari dan bisa kembali beraktivitas normal dalam beberapa minggu. EVAR juga menurunkan risiko kehilangan darah, infeksi, dan komplikasi jantung dibanding operasi perut besar.
Apa risiko EVAR?
Sebagai prosedur medis, EVAR memiliki risiko seperti perdarahan, infeksi, atau pembekuan darah. Komplikasi spesifik EVAR meliputi endoleak (kebocoran darah ke aneurisma), migrasi graft, maupun gangguan fungsi ginjal. Meskipun demikian, risiko komplikasi berat seperti stroke atau gagal jantung jarang terjadi. Anda tetap perlu mengawasi dan memeriksakan kondisi aorta secara berkala setelah EVAR.
Berapa lama pemulihan setelah EVAR?
Pemulihan EVAR relatif cepat. Setelah 1–3 hari di rumah sakit, banyak pasien bisa pulang dan mulai bergerak ringan. Umumnya pasien sudah dapat beraktivitas normal dalam 1–2 minggu, dan kembali bekerja penuh sekitar satu bulan. Namun, sebaiknya hindari aktivitas berat (angkat beban) selama 4–6 minggu. Kontrol lanjutan rutin tetap diperlukan untuk memantau kondisi stent graft.
Apa perbedaan EVAR dan TEVAR?
EVAR (Endovascular Aneurysm Repair) ditujukan untuk aneurisma di aorta abdomen (perut), sedangkan TEVAR (Thoracic EVAR) untuk aneurisma di aorta dada/toraks. Secara teknik keduanya sama-sama menggunakan stent graft, namun lokasi aneurisma berbeda. Jika aneurisma berada di dekat jantung (aorta torakal atas), EVAR tidak cocok, dan penanganannya memakai TEVAR.