Wawasan Medis

Waspadai Angina! Kenali Gejala, Pemicu, dan Penanganannya

08 November 2024

Jenis-Jenis Angina

Penyebab Angina

Diagnosis Angina

Pengobatan Angina

Pencegahan Angina

Kesimpulan

Bayangkan jantung seperti otot yang bekerja keras memompa darah ke seluruh tubuh.  Jika pembuluh darah yang memasok darah ke jantung menyempit atau tersumbat, jantung tidak mendapatkan cukup oksigen.  Kekurangan oksigen ini menyebabkan rasa nyeri atau tidak nyaman di dada, yang dikenal sebagai angina. 

Jadi secara terminologi sederhana, angina adalah sebuah kondisi yang ditandai oleh nyeri atau ketidaknyamanan di dada, yang disebabkan oleh kurangnya aliran darah yang cukup menuju jantung. Gejala ini sering kali muncul saat jantung membutuhkan lebih banyak oksigen, seperti ketika seseorang menjalani aktivitas fisik atau mengalami stres emosional. Meskipun angina bukanlah sebuah serangan jantung, kondisi ini merupakan tanda bahwa ada masalah dengan kesehatan jantung dan perlu diperhatikan dengan serius.


Jenis-Jenis Angina

Angina dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan pola gejala dan pemicu. Berikut penjelasan mengenai jenis-jenis angina yang umum dijumpai: 

1. Angina Stabil 

 Angina stabil adalah nyeri dada yang terjadi secara prediktif, biasanya saat aktivitas fisik yang meningkatkan kebutuhan oksigen jantung. Nyeri biasanya hilang setelah istirahat.  Ini menunjukkan penyempitan pembuluh darah koroner yang relatif konstan,  tidak berubah secara tiba-tiba. 

  • Pemicu: Aktivitas fisik (seperti berjalan cepat, menaiki tangga), stres emosional, makan makanan berat, dan paparan udara dingin. 
  • Gejala: Rasa nyeri atau tekanan di dada, seringkali terasa seperti sesak atau berat. Nyeri bisa menjalar ke lengan kiri, rahang, leher, atau punggung. 
  • Ciri-ciri: Nyeri dada muncul secara konsisten dengan pola yang sama saat melakukan aktivitas tertentu dan mereda dengan istirahat. Intensitas dan jenis rasa nyeri cenderung konsisten dari waktu ke waktu. 
  • Kapan harus segera mencari pertolongan medis:  Meskipun disebut "stabil,"  perubahan tiba-tiba pada intensitas atau frekuensi nyeri,  atau jika nyeri dada tidak hilang setelah istirahat, segera hubungi layanan medis. 
2. Angina Tidak Stabil 

Angina tidak stabil merupakan kondisi yang jauh lebih serius.  Nyeri dada dapat terjadi secara tiba-tiba, bahkan saat istirahat, dan intensitasnya bisa lebih berat serta berlangsung lebih lama.  Ini menandakan ketidakstabilan plak pada pembuluh darah koroner yang berisiko tinggi menyebabkan serangan jantung

  • Pemicu:  Bisa terjadi secara spontan, tanpa aktivitas fisik yang berat.  Stres emosional dapat menjadi pemicu, namun seringkali muncul tanpa pemicu yang jelas. 
  • Gejala: Nyeri dada yang lebih sering, lebih lama, dan lebih hebat daripada angina stabil.  Bisa disertai sesak napas, keringat dingin, dan mual. 
  • Ciri-ciri: Nyeri dada yang tidak dapat diprediksi, intensitas dan durasi nyeri yang meningkat, dan nyeri yang terjadi saat istirahat atau dengan aktivitas minimal. 
  • Kapan harus segera mencari pertolongan medis: Angina tidak stabil adalah kondisi darurat medis.  Segera hubungi layanan gawat darurat atau pergi ke rumah sakit jika mengalami nyeri dada yang sesuai dengan ciri-ciri ini. 
3. Varian Angina (Prinzmetal's Angina) 

Jenis angina yang relatif jarang, disebabkan oleh spasme (penyempitan sementara) arteri koroner, bukan oleh penyumbatan plak. 

  • Pemicu: Sering terjadi di malam hari atau saat istirahat.  Penyebab spasme tidak selalu diketahui, tetapi beberapa faktor seperti merokok dan penggunaan kokain dapat meningkatkan risiko. 
  • Gejala: Nyeri dada yang tiba-tiba dan hebat, seringkali mirip dengan angina tidak stabil. 
  • Ciri-ciri: Nyeri dada yang terjadi secara tiba-tiba, terutama pada malam hari atau saat istirahat, dan seringkali responsif terhadap obat-obatan yang melebarkan pembuluh darah (seperti nitrat). 
  • Kapan harus segera mencari pertolongan medis: Karena nyeri dadanya bisa sangat hebat dan menandakan spasme arteri koroner, segera hubungi layanan medis jika mengalami gejala yang sesuai dengan ciri-ciri Prinzmetal's angina.
Ilustrasi Jenis-Jenis Angina
 

Penyebab Angina

Penyebab utama angina adalah penyempitan arteri koroner akibat aterosklerosis. Aterosklerosis adalah kondisi di mana lemak, kolesterol, dan substansi lain membentuk plak di dinding arteri, mengurangi aliran darah ke jantung. Penyempitan ini membuat jantung tidak mendapatkan cukup oksigen, terutama saat memerlukan lebih banyak oksigen, seperti ketika beraktivitas fisik atau mengalami stres. 

Penyempitan arteri koroner dapat memperburuk kondisi angina, yang pada akhirnya meningkatkan risiko serangan jantung atau komplikasi serius lainnya.

Faktor Risiko 

Ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terkena angina. Faktor-faktor ini dapat mempercepat proses penyempitan pembuluh darah dan meningkatkan kemungkinan munculnya gejala angina.  Berikut beberapa faktor risiko utama: 

  • Merokok: Merokok merusak lapisan pembuluh darah dan meningkatkan risiko pembentukan plak.  Nikotin dalam rokok juga menyebabkan penyempitan pembuluh darah, memperburuk aliran darah ke jantung. 
  • Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi): Tekanan darah tinggi memaksa jantung bekerja lebih keras, meningkatkan kebutuhan oksigen.  Kondisi ini juga dapat merusak dinding arteri, mempercepat pembentukan plak. 
  • Kolesterol Tinggi: Kolesterol tinggi, terutama LDL ("kolesterol jahat"), merupakan komponen utama plak aterosklerosis.  Tingkat kolesterol LDL yang tinggi meningkatkan risiko penumpukan plak di arteri koroner. 
  • Diabetes: Diabetes meningkatkan risiko terkena penyakit jantung dan pembuluh darah, termasuk aterosklerosis.  Penderita diabetes seringkali memiliki kadar gula darah tinggi yang dapat merusak dinding arteri. 
  • Obesitas: Obesitas meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit jantung.  Kelebihan berat badan dapat meningkatkan tekanan darah, kadar kolesterol, dan kadar gula darah, semua merupakan faktor risiko angina. 
  • Kurang Aktivitas Fisik: Kurang berolahraga dapat meningkatkan risiko terkena obesitas, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi, semuanya merupakan faktor risiko angina. 
  • Riwayat Keluarga Penyakit Jantung: Jika memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung koroner, risiko terkena angina lebih tinggi.  Faktor genetik berperan dalam menentukan kerentanan seseorang terhadap aterosklerosis. 
  • Usia: Risiko angina meningkat seiring bertambahnya usia. Proses penuaan dapat menyebabkan penurunan elastisitas pembuluh darah dan mempercepat pembentukan plak.

Mengelola faktor-faktor risiko ini melalui gaya hidup sehat dapat secara signifikan mengurangi risiko terkena angina.  Konsultasikan dengan dokter Anda untuk evaluasi risiko dan rencana pencegahan yang sesuai.


Diagnosis Angina

Diagnosis angina memerlukan beberapa metode untuk mengevaluasi kondisi jantung dan menentukan penyebab nyeri dada. Berikut adalah beberapa metode diagnostik yang umum digunakan untuk mendiagnosis angina: 

1. Elektrokardiogram (EKG) 

EKG adalah tes sederhana dan non-invasif yang merekam aktivitas listrik jantung.  Elektroda ditempatkan pada kulit dada untuk mendeteksi dan merekam sinyal listrik jantung.  EKG dapat menunjukkan perubahan pada jantung yang mungkin mengindikasikan adanya penyakit jantung koroner, meskipun tidak selalu mendeteksi penyempitan arteri secara langsung.  EKG dapat menunjukkan adanya perubahan gelombang yang bisa menunjukan adanya iskemia (kekurangan oksigen) pada otot jantung, yang seringkali terjadi pada angina. 

2. Tes Stres Jantung 

Tes stres jantung dilakukan untuk menilai bagaimana jantung bereaksi terhadap peningkatan kebutuhan oksigen.  Ada beberapa jenis tes stres jantung, termasuk: 

  • Tes Stres Treadmill:  Pasien berjalan di atas treadmill dengan kecepatan dan kemiringan yang semakin meningkat, sementara aktivitas jantung dipantau dengan EKG.  Tes ini bertujuan untuk melihat apakah muncul gejala angina atau perubahan EKG yang menunjukkan iskemia saat jantung bekerja lebih keras. 
  • Stress Echocardiography:  Tes ini menggabungkan tes stres dengan USG jantung (ekokardiografi).  USG jantung dilakukan sebelum, dan setelah tes stres untuk menilai fungsi jantung dan aliran darah ke jantung.  Ini memungkinkan deteksi yang lebih detail dari area jantung yang mungkin kekurangan oksigen. 

Tes stres jantung membantu mengidentifikasi adanya penyempitan arteri koroner yang cukup signifikan untuk menyebabkan angina. 

3. Angiografi Koroner

Koronografi adalah prosedur invasif yang memberikan gambar detail arteri koroner.  Sebuah kateter tipis dan fleksibel dimasukkan ke dalam arteri di pangkal paha atau pergelangan tangan, kemudian diarahkan ke jantung untuk menyuntikkan zat kontras.  Zat kontras ini memungkinkan dokter untuk melihat arteri koroner pada gambar sinar-X dan mengidentifikasi area penyempitan atau penyumbatan. Angiografi koroner merupakan gold standard dalam mendiagnosis dan menilai tingkat keparahan penyakit arteri koroner. 

4. Tes Darah 

Tes darah tertentu dapat membantu dalam diagnosis angina, meskipun bukan tes utama.  Misalnya, pengukuran enzim jantung tertentu (seperti troponin) dapat membantu mendeteksi kerusakan otot jantung yang mungkin terjadi akibat serangan jantung.  Meskipun tes enzim jantung umumnya tidak digunakan secara rutin untuk mendiagnosis angina stabil, tetapi lebih sering untuk menilai kemungkinan adanya kerusakan jantung yang lebih serius. 

Dokter akan mempertimbangkan riwayat medis pasien, gejala yang dialami, dan hasil tes-tes di atas untuk membuat diagnosis angina yang akurat.  Pemilihan tes diagnostik bergantung pada kondisi pasien dan kecurigaan dokter akan tingkat keparahan penyakit jantung koroner.


Pengobatan Angina

Pengobatan angina melibatkan pendekatan yang komprehensif untuk mengelola gejala dan memperbaiki kesehatan jantung secara keseluruhan. Berikut ini adalah beberapa aspek utama dalam pengobatan angina: 

1. Perubahan Gaya Hidup 

Perubahan gaya hidup merupakan pilar penting dalam pengobatan angina.  Dengan mengubah kebiasaan sehari-hari, pasien dapat mengurangi risiko serangan jantung dan meningkatkan kesehatan jantung secara keseluruhan.  Perubahan gaya hidup yang dianjurkan meliputi: 

  • Diet Sehat: Mengonsumsi makanan yang rendah lemak jenuh, gula, dan garam, serta memperbanyak sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian. Diet seimbang dapat membantu mengontrol berat badan dan menurunkan kadar kolesterol. 
  • Olahraga Teratur: Aktivitas fisik yang teratur, seperti berjalan, berlari, atau bersepeda, dapat meningkatkan kesehatan jantung dan mengurangi risiko gejala angina. Konsultasikan dengan dokter sebelum memulai program olahraga. 
  • Berhenti Merokok: Merokok adalah salah satu faktor risiko utama untuk penyakit jantung. Berhenti merokok dapat memperbaiki aliran darah dan kesehatan jantung secara keseluruhan. 
  • Manajemen Stres: Mengelola stres melalui teknik relaksasi, seperti yoga, meditasi, atau latihan pernapasan, dapat membantu mengurangi gejala angina dan meningkatkan kualitas hidup. 
2. Obat-Obatan 

Beberapa jenis obat-obatan dapat membantu mengelola angina.  Dokter akan menentukan jenis dan dosis obat yang tepat berdasarkan kondisi pasien.  Beberapa jenis obat yang umum digunakan meliputi: 

  • Nitrat: Obat ini melebarkan pembuluh darah, meningkatkan aliran darah ke jantung, dan membantu meredakan nyeri dada. Nitrat biasanya diberikan sebagai obat yang diminum atau disemprot di bawah lidah saat serangan angina. 
  • Beta-Blocker: Obat ini memperlambat detak jantung dan mengurangi tekanan darah, mengurangi beban kerja jantung dan kebutuhan oksigen. 
  • Calcium Channel Blockers: Obat ini juga melebarkan pembuluh darah, meningkatkan aliran darah ke jantung. 
  • StatinStatin menurunkan kadar kolesterol LDL ("kolesterol jahat") dalam darah, membantu mencegah dan memperlambat perkembangan aterosklerosis. 
  • Antiplatelet: Obat ini mencegah penggumpalan darah, mengurangi risiko serangan jantung dan stroke. 
3. Prosedur Medis 

Dalam beberapa kasus, prosedur medis mungkin diperlukan untuk mengatasi penyempitan arteri koroner yang signifikan. Prosedur-prosedur ini meliputi: 

  • Angioplasti dan Pemasangan Stent:  Prosedur ini melibatkan memasukkan kateter ke dalam arteri koroner yang tersumbat.  Sebuah balon kecil di ujung kateter kemudian dikembangkannya untuk melebarkan arteri.  Stent, sebuah tabung kawat kecil, seringkali ditempatkan di dalam arteri untuk menjaga agar tetap terbuka. 
  • Operasi Bypass Jantung Koroner (CABG):  Pada prosedur ini,  sebuah pembuluh darah dari bagian tubuh lain digunakan untuk membuat jalan pintas di sekitar arteri koroner yang tersumbat, meningkatkan aliran darah ke jantung. CABG biasanya direkomendasikan untuk penyumbatan arteri koroner yang parah yang tidak dapat ditangani dengan angioplasti.

Pencegahan Angina

Pencegahan angina berfokus pada modifikasi faktor risiko yang dapat dikendalikan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya aterosklerosis dan penyempitan pembuluh darah koroner. Berikut adalah beberapa langkah-langkah yang efektif dan praktis untuk mencegah angina: 

  • Pola Makan Sehat: Mengonsumsi makanan sehat yang rendah lemak jenuh dan kolesterol dapat membantu menjaga kesehatan jantung. Fokus pada makanan yang kaya akan serat, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian. Mengurangi asupan daging merah dan makanan olahan yang tinggi lemak jenuh juga sangat dianjurkan. 
  • Olahraga Teratur dan Terukur: Aktivitas fisik secara teratur membantu meningkatkan kesehatan jantung. Disarankan untuk berolahraga setidaknya 150 menit per minggu, yang bisa mencakup kegiatan seperti berjalan, berlari, bersepeda, atau berenang. Olahraga membantu memperbaiki sirkulasi darah dan mengurangi stres. 
  • Mengontrol Berat Badan Ideal: Mempertahankan berat badan yang sehat sangat penting untuk kesehatan jantung. Kelebihan berat badan atau obesitas dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi. Dengan menjaga berat badan ideal, Anda dapat mengurangi risiko terkena angina. 
  • Mengelola Stres Secara Efektif: Stres dapat berdampak negatif pada kesehatan jantung. Mengelola stres dengan teknik relaksasi seperti yoga, meditasi, atau aktivitas hobi dapat membantu menurunkan tingkat stres dan meningkatkan kesehatan mental. 
  • Menghindari Merokok dan Paparan Asap Rokok: Merokok adalah salah satu faktor risiko utama untuk penyakit jantung. Berhenti merokok dan menghindari paparan asap rokok tidak hanya meningkatkan kesehatan jantung tetapi juga kesehatan secara keseluruhan. 
  • Memantau dan Mengontrol Tekanan Darah dan Kolesterol: Penting untuk memantau tekanan darah dan kadar kolesterol secara rutin. Jika Anda memiliki tekanan darah tinggi atau kolesterol tinggi, ikuti saran dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat dan menjaga kadar di tingkat yang sehat. 
  • Memeriksakan Kesehatan Jantung Secara Rutin: Melakukan pemeriksaan kesehatan jantung secara rutin dapat membantu mendeteksi masalah lebih awal. Diskusikan dengan dokter tentang frekuensi pemeriksaan yang sesuai berdasarkan usia dan faktor risiko individu Anda.

Kesimpulan

Angina adalah kondisi yang menunjukkan bahwa jantung tidak mendapatkan cukup oksigen. Mengetahui tanda dan gejala angina, seperti nyeri dada dan ketidaknyamanan yang berkaitan dengan aktivitas fisik atau stres, adalah langkah penting dalam menghadapi masalah kesehatan jantung. 

Deteksi dini dan pengobatan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi serius seperti serangan jantung, gagal jantung, aritmia, dan bahkan kematian mendadak.  Jangan abaikan nyeri dada atau gejala lainnya yang mengkhawatirkan.  Segera konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami gejala-gejala yang mungkin mengindikasikan angina. 

Jika Anda mengalami gejala angina atau memiliki faktor risiko penyakit jantung, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau mengunjungi Heartology Cardiovascular Hospital untuk mendapatkan evaluasi dan perawatan yang tepat. 

Heartology Cardiovascular Hospital dikenal sebagai salah satu rumah sakit khusus jantung dan pembuluh darah terdepan dalam layanan kesehatan kardiovaskular di Indonesia. Heartology dilengkapi dengan teknologi medis modern dan didukung oleh tim dokter spesialis yang berpengalaman dalam menangani berbagai masalah kardiovaskular.  

Di Heartology, Anda akan mendapatkan pendekatan yang komprehensif serta perawatan yang berfokus pada kebutuhan individu. Tim medis di rumah sakit ini siap untuk memberikan penjelasan yang mendetail tentang prosedur, risiko, dan manfaat, serta mendiskusikan semua pertanyaan yang Anda miliki seputar kesehatan jantung Anda. Dengan fasilitas yang memadai dan profesional medis yang terlatih, Heartology dapat memberikan kepercayaan dan kenyamanan bagi pasien dalam menjalani pemeriksaan dan perawatan kesehatan jantung dan pembuluh darah pasien.

Artikel disunting oleh Dr. dr. Jajang Sinardja, Sp.JP(K)


Pertanyaan Umum Seputar Angina

Berikut ini beberapa pertanyaan seputar angina yang seringkali ditanyakan oleh masyarakat di Indonesia pada umumnya.

Penderita angina biasanya merasakan nyeri atau tekanan di dada, seperti ditekan atau sesak.  Rasa nyeri ini bisa menjalar ke lengan (biasanya kiri), rahang, leher, atau punggung.  Intensitasnya bervariasi, dari ringan hingga sangat berat.  Beberapa orang merasakannya sebagai ketidaknyamanan atau rasa terbakar.

Angina sendiri tidak selalu "sembuh" dalam arti nyeri dadanya hilang selamanya.  Namun, dengan pengobatan dan perubahan gaya hidup yang tepat, gejala angina dapat dikendalikan dan risiko komplikasi serius dapat dikurangi secara signifikan.  Tujuan pengobatan adalah untuk mencegah serangan jantung dan meningkatkan kualitas hidup.

Durasi angina bervariasi, tergantung jenis dan keparahannya. Angina stabil biasanya berlangsung beberapa menit dan reda setelah istirahat.  Angina tidak stabil bisa berlangsung lebih lama dan lebih berat.

Angina itu berbahaya karena merupakan tanda peringatan akan masalah yang lebih serius di jantung, yaitu penyempitan pembuluh darah koroner.  Jika tidak ditangani, dapat menyebabkan serangan jantung atau komplikasi lainnya.

Tidak, angina bukan serangan jantung.  Angina adalah tanda peringatan akan masalah aliran darah ke jantung, sedangkan serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke sebagian otot jantung terhenti total.  Angina bisa menjadi gejala pendahulu serangan jantung.

Terkait dengan

Ada pertanyaan?

icon-waHubungi Kami

Share to

heartology
heartology
heartology