Berikut beberapa jenis tes darah yang umum digunakan untuk menilai kesehatan jantung dan mendiagnosis berbagai kondisi kardiovaskuler.
Ingatlah bahwa rentang nilai normal dapat sedikit berbeda antar laboratorium, dan dokter Anda akan menginterpretasikan hasil berdasarkan konteks kesehatan Anda secara keseluruhan.
1. Profil Lipid
Profil lipid adalah tes darah yang mengukur kadar berbagai lemak dalam darah, termasuk kolesterol total, LDL (kolesterol jahat), HDL (kolesterol baik), dan trigliserida.
- Kolesterol Total: Biasanya nilainya diharapkan kurang dari 200 mg/dL. Nilai di atas 240 mg/dL dianggap tinggi dan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
- LDL (Low-Density Lipoprotein): Kadar optimalnya adalah kurang dari 100 mg/dL. Kadar LDL yang tinggi adalah faktor risiko utama untuk penyakit jantung koroner.
- HDL (High-Density Lipoprotein): Nilai idealnya adalah lebih dari 60 mg/dL. HDL yang rendah (kurang dari 40 mg/dL) dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
- Trigliserida: Kadar normal sebaiknya kurang dari 150 mg/dL. Kadar di atas 200 mg/dL dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
2. Tes Gula (Glukosa) Darah
Tes gula darah adalah penting karena kadar gula darah yang tidak terkendali dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
- Tes Gula Darah Puasa: Mengukur kadar glukosa setelah puasa selama 8 jam. Kadar normal berkisar antara 70–99 mg/dL. Kadar di antara 100–125 mg/dL menunjukkan pradiabetes, sedangkan di atas 126 mg/dL mengindikasikan diabetes.
- HbA1c: Mengukur rata-rata kadar glukosa darah selama 2-3 bulan terakhir. Nilai normal adalah kurang dari 5.7%. Kadar antara 5.7–6.4% menunjukkan pradiabetes, sementara 6.5% atau lebih menunjukkan diabetes.
3. Tes Fungsi Ginjal (BUN dan Creatinine)
Fungsi ginjal berperan penting dalam kesehatan jantung karena ginjal yang tidak berfungsi dengan baik dapat menyebabkan penumpukan cairan dan tekanan darah tinggi, yang keduanya meningkatkan risiko jantung.
- BUN (Blood Urea Nitrogen): Nilai normal berkisar antara 7–20 mg/dL. Kadar yang tinggi dapat menunjukkan masalah ginjal atau dehidrasi.
- Kreatinin: Nilai normal adalah sekitar 0.6–1.2 mg/dL tergantung pada faktor seperti massa otot. Kadar yang tinggi dapat menandakan gangguan ginjal.
4. Tes Protein C-Reaktif (CRP)
CRP adalah penanda inflamasi yang dapat menunjukkan adanya peradangan di dalam tubuh.
Kadar CRP normal adalah kurang dari 1 mg/L. Kadar antara 1–3 mg/L menunjukkan risiko sedang, sedangkan di atas 3 mg/L mengindikasikan risiko tinggi untuk penyakit jantung.
Hasil ini memberikan informasi tambahan mengenai risiko inflamasi yang dapat berkontribusi pada pengembangan penyakit jantung.
5. Tes Troponin
Troponin adalah protein yang dilepaskan ke dalam darah ketika ada kerusakan pada otot jantung, biasanya terjadi saat serangan jantung.
Kadar troponin normal adalah kurang dari 0.04 ng/mL. Kadar yang lebih tinggi menunjukkan kerusakan jantung dan memerlukan perhatian medis segera. Tes ini merupakan alat diagnostik yang penting untuk deteksi dini serangan jantung.
6. Tes BNP/NT-proBNP
BNP dan NT-proBNP adalah penanda yang digunakan untuk mendiagnosis dan memantau gagal jantung.
Kadar BNP normal biasanya kurang dari 100 pg/mL. Kadar di atas 400 pg/mL menunjukkan gagal jantung, sementara NT-proBNP normalnya kurang dari 125 pg/mL.
7. Tes Homosistein
Homosistein adalah asam amino yang dapat menjadi marker risiko untuk penyakit jantung koroner.
Kadar normal homosistein adalah antara 5–15 µmol/L. Kadar yang lebih tinggi dapat menunjukkan peningkatan risiko penyakit jantung.