Bayangkan jantung Anda sebagai sebuah pompa yang mengirimkan darah ke seluruh tubuh. Selama masa kehamilan, ada sebuah pembuluh darah kecil yang disebut ductus arteriosus yang menghubungkan arteri paru-paru dengan aorta (pembuluh darah utama yang keluar dari jantung). Pembuluh darah ini penting karena selama janin masih di dalam kandungan, paru-parunya belum berfungsi sepenuhnya. Ductus arteriosus mengalihkan sebagian darah dari paru-paru untuk menghindari kelebihan beban.
Patent Ductus Arteriosus (PDA) adalah kondisi medis yang terjadi ketika ductus arteriosus, sebuah pembuluh darah yang menghubungkan arteri pulmonalis dan aorta, tidak menutup setelah kelahiran. Selama perkembangan janin, ductus arteriosus berfungsi untuk mengalirkan darah dari jantung ke tubuh janin, menghindari paru-paru yang belum berfungsi. Namun, setelah bayi lahir dan paru-paru mulai bekerja, ductus arteriosus biasanya akan menutup secara alami. Ketika ductus ini tetap terbuka, darah dapat mengalir kembali ke paru-paru, menyebabkan beban tambahan pada jantung dan paru-paru.
Prevalensi PDA
PDA lebih umum terjadi pada bayi yang lahir prematur, dengan sekitar 60% dari bayi prematur berat (berat badan lahir di bawah 1.500 gram) mengalami kondisi ini. Angka kejadian PDA pada bayi yang lahir cukup bulan (full-term) jauh lebih rendah, hanya sekitar 0,1% hingga 0,2%. Meskipun PDA lebih sering terjadi pada bayi, kondisi ini juga dapat ditemukan pada anak-anak dan orang dewasa, walaupun angka kekerapan menurun seiring bertambahnya usia. Berdasarkan data dari American Heart Association, PDA tetap bisa terdiagnosis pada individu dari segala usia, tetapi lebih jarang ditemukan pada orang dewasa *. ( Sumber: Patent Ductus Arteriosus: A Contemporary Perspective for the Pediatric and Adult Cardiac Care Provider)
Faktor Risiko
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seorang bayi mengalami PDA. Kelahiran prematur adalah salah satu faktor utama, di mana bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu lebih rentan mengalami PDA. Selain itu, infeksi tertentu selama kehamilan, seperti infeksi cytomegalovirus (CMV), juga dapat berkontribusi terhadap terjadinya PDA. Riwayat keluarga dengan kondisi jantung bawaan juga dapat meningkatkan kemungkinan seorang bayi untuk memiliki PDA. Dalam beberapa kasus, jenis kelamin bayi juga berperan; PDA lebih umum ditemukan pada bayi perempuan dibandingkan bayi laki-laki.