Kesehatan Jantung

Patent Ductus Arteriosus (PDA): Kenali Gejala, Penanganan, dan Pencegahannya

12 November 2024

Gejala PDA

Diagnosis PDA

Pengobatan PDA

Komplikasi PDA

Pencegahan PDA

Kesimpulan

Bayangkan jantung Anda sebagai sebuah pompa yang mengirimkan darah ke seluruh tubuh.  Selama masa kehamilan, ada sebuah pembuluh darah kecil yang disebut ductus arteriosus yang menghubungkan arteri paru-paru dengan aorta (pembuluh darah utama yang keluar dari jantung).  Pembuluh darah ini penting karena selama janin masih di dalam kandungan, paru-parunya belum berfungsi sepenuhnya. Ductus arteriosus mengalihkan sebagian darah dari paru-paru untuk menghindari kelebihan beban. 

Patent Ductus Arteriosus (PDA) adalah kondisi medis yang terjadi ketika ductus arteriosus, sebuah pembuluh darah yang menghubungkan arteri pulmonalis dan aorta, tidak menutup setelah kelahiran. Selama perkembangan janin, ductus arteriosus berfungsi untuk mengalirkan darah dari jantung ke tubuh janin, menghindari paru-paru yang belum berfungsi. Namun, setelah bayi lahir dan paru-paru mulai bekerja, ductus arteriosus biasanya akan menutup secara alami. Ketika ductus ini tetap terbuka, darah dapat mengalir kembali ke paru-paru, menyebabkan beban tambahan pada jantung dan paru-paru.

Ilustrasi Jantung dengan Penyakit Patent Ductus Arteriosus (PDA)
Sumber: World Federation of Societies of Anesthesiologist

Prevalensi PDA 

PDA lebih umum terjadi pada bayi yang lahir prematur, dengan sekitar 60% dari bayi prematur berat (berat badan lahir di bawah 1.500 gram) mengalami kondisi ini. Angka kejadian PDA pada bayi yang lahir cukup bulan (full-term) jauh lebih rendah, hanya sekitar 0,1% hingga 0,2%. Meskipun PDA lebih sering terjadi pada bayi, kondisi ini juga dapat ditemukan pada anak-anak dan orang dewasa, walaupun angka kekerapan menurun seiring bertambahnya usia. Berdasarkan data dari American Heart Association, PDA tetap bisa terdiagnosis pada individu dari segala usia, tetapi lebih jarang ditemukan pada orang dewasa *. ( Sumber: Patent Ductus Arteriosus: A Contemporary Perspective for the Pediatric and Adult Cardiac Care Provider) 

Faktor Risiko 

Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seorang bayi mengalami PDA. Kelahiran prematur adalah salah satu faktor utama, di mana bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu lebih rentan mengalami PDA. Selain itu, infeksi tertentu selama kehamilan, seperti infeksi cytomegalovirus (CMV), juga dapat berkontribusi terhadap terjadinya PDA. Riwayat keluarga dengan kondisi jantung bawaan juga dapat meningkatkan kemungkinan seorang bayi untuk memiliki PDA. Dalam beberapa kasus, jenis kelamin bayi juga berperan; PDA lebih umum ditemukan pada bayi perempuan dibandingkan bayi laki-laki.


Gejala PDA

Gejala PDA sangat bervariasi, tergantung pada ukuran PDA dan seberapa banyak darah yang bocor melalui ductus arteriosus yang terbuka. 

1. Gejala pada Bayi 

Gejala Patent Ductus Arteriosus (PDA) pada bayi sering kali dapat terlihat sejak lahir atau dalam beberapa minggu setelahnya. Beberapa gejala yang umum muncul pada bayi meliputi: 

  • Sesak Napas: Banyak bayi dengan PDA mengalami kesulitan bernapas, yang bisa terlihat dari frekuensi napas yang lebih cepat atau suara napas yang terdengar seperti mengi. 
  • Mudah Lelah saat Menyusu: Bayi mungkin tampak cepat lelah ketika menyusu, menjadikannya sulit untuk menyelesaikan sesi menyusui. Mereka mungkin perlu istirahat lebih sering karena kelelahan. 
  • Berat Badan Tidak Naik dengan Baik: Jika ductus tetap terbuka, aliran darah yang tidak normal dapat mengganggu pertumbuhan dan penambahan berat badan pada bayi. Dalam beberapa kasus, berat badan bayi bisa stagnan atau bahkan turun. 

Gejala yang dialami bayi dapat bervariasi berdasarkan keparahan PDA. Pada kasus yang lebih ringan, gejala mungkin tidak terlalu menonjol, sementara dalam kasus yang lebih parah, gejala dapat lebih jelas dan mengganggu kesehatan bayi secara keseluruhan. 

2. Gejala pada Anak-anak dan Dewasa 

PDA mungkin tidak terdeteksi pada anak-anak atau orang dewasa hingga mereka mengalami masalah lebih lanjut. Beberapa gejala yang dapat muncul termasuk: 

  • Sesak Napas: Seperti pada bayi, anak-anak dan dewasa dengan PDA juga dapat mengalami sesak napas, terutama saat beraktivitas fisik atau setelah berolahraga. 
  • Nyeri Dada: Pada beberapa individu, munculnya nyeri dada dapat menandakan bahwa jantung bekerja lebih keras akibat PDA. 
  • Pembengkakan pada Kaki dan Pergelangan Kaki: Pembengkakan ini bisa disebabkan oleh penumpukan cairan, yang dapat terjadi ketika jantung tidak dapat memompa darah dengan efektif. 
  • Kelelahan yang Ekstrem: Individu dengan PDA sering merasa lelah bahkan setelah melakukan aktivitas ringan, karena tubuh mereka tidak mendapatkan cukup darah kaya oksigen. 

Gejala ini bisa berbeda pada setiap individu, tergantung pada usia, keparahan kondisi, dan adanya faktor kesehatan lain yang mungkin. 

3. Kapan Harus ke Dokter 

Orang tua dan individu sebaiknya mencari perawatan medis jika mereka menemui gejala-gejala berikut: 

  • Pada bayi, jika tampak sesak napas yang signifikan, kesulitan dalam menyusui, atau jika berat badan tidak bertambah dalam beberapa hari. 
  • Pada anak-anak atau dewasa, jika merasakan sesak napas yang berkelanjutan, nyeri dada, atau jika mengalami pembengkakan pada kaki yang tidak normal. 
  • Jika rasa lelah menjadi sangat berlebihan atau mengganggu aktivitas sehari-hari, ini bisa jadi tanda bahwa perawatan medis diperlukan. 

Mendapatkan evaluasi medis yang tepat dan cepat sangat penting untuk menentukan apakah PDA ada dan bagaimana cara terbaik untuk mengobatinya.


Diagnosis PDA

Diagnosis PDA biasanya melibatkan kombinasi pemeriksaan fisik dan tes pencitraan. 

1. Pemeriksaan Fisik 

Pemeriksaan fisik merupakan langkah pertama dalam mendiagnosis PDA. Dokter akan mendengarkan detak jantung pasien menggunakan stetoskop. PDA seringkali ditandai dengan adanya murmur jantung, yaitu suara desis atau suara tambahan yang terdengar akibat aliran darah yang tidak normal melalui ductus arteriosus yang terbuka. 

Lokasi dan karakteristik murmur ini dapat membantu dokter menentukan kemungkinan adanya PDA.  Selain mendengarkan murmur, dokter juga akan memeriksa tanda-tanda lain seperti sesak napas, peningkatan kerja jantung, atau pembengkakan pada kaki dan tangan.  Namun, pemeriksaan fisik saja tidak cukup untuk memastikan diagnosis PDA. 

2. Tes Pencitraan 

Tes pencitraan digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosis dan menilai keparahan PDA.  Tes-tes ini meliputi: 

  • Echocardiography (Echo): Echocardiography adalah tes pencitraan ultrasonik yang paling umum digunakan untuk mendiagnosis PDA. Gelombang suara frekuensi tinggi digunakan untuk menciptakan gambar jantung yang bergerak. Echo memungkinkan dokter untuk melihat secara langsung aliran darah melalui ductus arteriosus, mengukur ukurannya, dan menilai keparahan bocoran darah.  Prosedurnya tidak menyakitkan dan relatif cepat. 
  • Rontgen Dada: Rontgen dada (foto thorax) dapat menunjukkan pembesaran jantung atau pembuluh darah paru-paru, yang merupakan tanda-tanda PDA. Namun, rontgen dada sendiri tidak cukup untuk mendiagnosis PDA,  tetapi dapat membantu dalam penilaian keseluruhan.  Prosedur ini melibatkan paparan radiasi yang minimal. 
  • MRI Jantung (Magnetic Resonance Imaging):  MRI jantung menyediakan gambar jantung yang lebih detail dibandingkan rontgen dada. MRI jantung dapat membantu dalam menilai anatomi jantung secara komprehensif dan mendeteksi kelainan jantung lainnya yang mungkin berhubungan dengan PDA. Prosedur ini tidak melibatkan radiasi, namun membutuhkan waktu yang lebih lama dan pasien harus berbaring diam di dalam mesin MRI. MRI jantung biasanya digunakan ketika informasi lebih detail dibutuhkan. 

3. Tes Lain 

Selain pemeriksaan fisik dan tes pencitraan, tes lain mungkin diperlukan untuk menilai keparahan PDA dan kondisi kesehatan lainnya, seperti: 

  • Elektrokardiogram (EKG):  EKG mengukur aktivitas listrik jantung dan dapat membantu mendeteksi kelainan irama jantung yang mungkin terkait dengan PDA. 
  • Kadar Oksigen dalam Darah (Saturasi Oksigen):  Pengukuran kadar oksigen dalam darah arteri dapat menunjukkan seberapa banyak oksigen yang dibawa oleh darah, yang dapat membantu menilai keparahan PDA. 
  • Kateterisasi jantung:  Prosedur invasif ini mungkin diperlukan dalam kasus-kasus yang kompleks untuk menilai aliran darah dengan lebih detail dan untuk melakukan intervensi pengobatan, seperti penutupan PDA melalui kateter. 

Pemilihan tes diagnostik akan disesuaikan dengan usia pasien, gejala yang dialami, dan penilaian dokter. Kombinasi pemeriksaan fisik dan tes pencitraan umumnya sudah cukup untuk mendiagnosis PDA.


Pengobatan PDA

Pilihan pengobatan untuk PDA bergantung pada beberapa faktor, termasuk usia pasien, ukuran PDA,  keparahan gejala, dan kesehatan umum pasien. 

1. Pengobatan Medis 

Untuk beberapa kasus Patent Ductus Arteriosus (PDA), terutama pada bayi prematur, obat-obatan dapat digunakan untuk mencoba menutup ductus arteriosus. Inhibitor COX seperti ibuprofen atau indometasin biasa diberikan karena dapat membantu menstimulasi penutupan ductus dengan mengurangi produksi prostaglandin, yang membantu menjaga ductus tetap terbuka. 

Namun, penggunaan obat ini juga memiliki risiko efek samping yang perlu diperhatikan, seperti gangguan pencernaan, perdarahan, dan penurunan fungsi ginjal. Pemantauan ketat oleh tenaga medis diperlukan selama dan setelah pengobatan. 

2. Prosedur Bedah 

Jika terapi obat tidak efektif atau jika PDA terdeteksi pada usia yang lebih tua, prosedur pembedahan mungkin diperlukan untuk menutup PDA. Prosedur ini biasanya dilakukan sebagai operasi terbuka dengan membuat sayatan kecil di antara tulang rusuk untuk mencapai ductus arteriosus

Keuntungan dari operasi ini adalah penutupan yang permanen dan efektif dari PDA, yang dapat segera mengurangi gejala dan memperbaiki fungsi jantung. Namun, seperti halnya prosedur bedah lainnya, terdapat risiko seperti infeksi, perdarahan, dan komplikasi anestesi. Meskipun jarang, risiko berbahaya perlu dipertimbangkan dengan cermat sebelum menjalani operasi. 

3. Kateterisasi Jantung 

Alternatif lain untuk menutup PDA adalah melalui kateterisasi jantung, prosedur yang kurang invasif dibandingkan operasi terbuka. Dalam prosedur ini, dokter menggunakan kateter, yaitu tabung tipis yang dimasukkan melalui pembuluh darah besar di pangkal paha, untuk mencapai jantung dan menutup PDA dengan alat khusus, seperti coil atau perangkat occluder.

Penutupan Patent Ductus Arteriosus (PDA) dengan Coil
Penutupan Patent Ductus Arteriosus (PDA) dengan Coil – Sumber: Springer Nature Link

Keuntungan dari kateterisasi jantung termasuk masa pemulihan yang lebih cepat dan penurunan risiko komplikasi yang biasanya ada pada pembedahan. Namun, ada risiko kecil terkait prosedur ini, seperti kerusakan pada pembuluh darah, alergi terhadap zat kontras, dan kemungkinan PDA tidak tertutup sepenuhnya. 

4. Pilihan Pengobatan Berdasarkan Usia dan Keparahan 

Pilihan pengobatan untuk PDA sangat tergantung pada usia pasien dan seberapa berat kondisinya. Pada bayi prematur, pengobatan medis sering menjadi pilihan pertama. Untuk anak-anak dan dewasa dengan PDA yang lebih besar atau berpotensi menyebabkan komplikasi serius, prosedur bedah atau kateterisasi jantung sering dipertimbangkan

Pada kasus-kasus di mana PDA kecil dan tidak menyebabkan gejala atau komplikasi, dokter mungkin memilih untuk memantau kondisi tanpa intervensi segera. Keputusan ini dibuat berdasarkan analisis risiko dan manfaat yang seksama dengan mempertimbangkan kesehatan dan keadaan spesifik setiap pasien.


Komplikasi PDA

Jika PDA tidak diobati atau tidak ditangani dengan tepat,  dapat terjadi beberapa komplikasi, baik jangka pendek maupun jangka panjang. 

Komplikasi Jangka Pendek 

Komplikasi jangka pendek yang dapat terjadi, terutama pada bayi, meliputi: 

  • Infeksi: Karena aliran darah yang tidak normal, bayi dengan PDA mungkin lebih rentan terhadap infeksi paru-paru atau infeksi lainnya. Ini disebabkan karena darah yang tidak teroksigenasi dengan baik dapat mengurangi daya tahan tubuh terhadap infeksi. 
  • Perdarahan: Dalam beberapa kasus,  operasi atau prosedur kateterisasi jantung untuk menutup PDA dapat menyebabkan perdarahan. Meskipun jarang, perdarahan yang signifikan dapat terjadi dan memerlukan penanganan segera. 
  • Gagal Jantung (pada kasus yang parah): PDA yang besar dan tidak terkontrol dapat menyebabkan jantung bekerja terlalu keras untuk memompa darah,  akhirnya dapat menyebabkan gagal jantung. Ini adalah kondisi serius yang membutuhkan perawatan segera. 
  • Pneumonia: Aliran darah yang abnormal ke paru-paru meningkatkan risiko pneumonia. 

Komplikasi Jangka Panjang 

Jika PDA tidak diobati, beberapa komplikasi jangka panjang dapat terjadi: 

  • Gagal Jantung: Beban kerja jantung yang berlebih akibat PDA yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kelelahan jantung dan gagal jantung seiring waktu. 
  • Hipertensi Pulmonal (Tekanan Darah Tinggi di Paru-Paru): Aliran darah yang berlebihan ke paru-paru dapat menyebabkan tekanan darah tinggi di arteri pulmonalis, yang disebut hipertensi pulmonal.  Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan permanen pada pembuluh darah paru-paru. 
  • Endokarditis (Infeksi pada Katup Jantung): PDA yang tidak diobati dapat meningkatkan risiko endokarditis, yaitu infeksi pada lapisan dalam jantung dan katup jantung. 
  • Anemia: Pada beberapa kasus, PDA yang tidak tertangani dapat menyebabkan anemia, yaitu kondisi kekurangan sel darah merah. 

Keparahan komplikasi bergantung pada ukuran PDA, seberapa cepat PDA didiagnosis dan diobati, dan kesehatan umum pasien.  Pengobatan dini PDA sangat penting untuk mencegah komplikasi jangka panjang yang serius.


Pencegahan PDA

Meskipun Patent Ductus Arteriosus (PDA) sulit dicegah sepenuhnya karena banyak faktor risiko yang tidak dapat dikontrol, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kondisi ini. Langkah-langkah ini terutama berfokus pada kesehatan ibu selama kehamilan dan perhatian medis yang tepat. 

  • Perawatan Prenatal yang Baik: Perawatan prenatal yang komprehensif selama kehamilan sangat penting. Kunjungan rutin ke dokter kandungan, pemantauan kesehatan ibu dan janin, serta pemeriksaan USG secara berkala dapat membantu mendeteksi potensi masalah sejak dini, termasuk kelainan jantung pada janin.  Mengikuti anjuran dokter mengenai nutrisi, istirahat, dan menghindari kebiasaan buruk selama kehamilan juga sangat penting. 
  • Pengobatan Infeksi Selama Kehamilan: Infeksi selama kehamilan, terutama infeksi tertentu, dapat meningkatkan risiko PDA pada bayi. Oleh karena itu, pengobatan infeksi yang tepat dan cepat selama kehamilan sangat penting. Konsultasikan dengan dokter Anda jika Anda mengalami infeksi selama kehamilan untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. 
  • Pengelolaan Kondisi Medis yang Ada: Wanita hamil dengan kondisi medis tertentu, seperti diabetes atau penyakit autoimun, harus bekerja sama dengan dokter mereka untuk mengelola kondisi tersebut dengan baik selama kehamilan. Pengelolaan yang tepat dapat membantu mengurangi risiko komplikasi kehamilan, termasuk risiko PDA pada bayi. 

Penting untuk diingat bahwa banyak kasus PDA penyebabnya masih belum diketahui sepenuhnya. Meskipun langkah-langkah di atas dapat membantu mengurangi risiko, mereka tidak menjamin pencegahan total. Deteksi dini PDA melalui pemeriksaan rutin setelah kelahiran bayi tetap menjadi kunci utama dalam penatalaksanaan yang tepat dan pencegahan komplikasi.


Kesimpulan

Patent Ductus Arteriosus (PDA) adalah kondisi di mana saluran darah yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonalis pada janin tetap terbuka setelah lahir. Kondisi ini dapat menyebabkan aliran darah yang tidak normal, membebani jantung dan paru-paru. Gejala PDA bervariasi, mulai dari tidak ada gejala sama sekali hingga sesak napas, kelelahan, dan masalah pertumbuhan pada bayi. Pada anak-anak dan dewasa, gejala mungkin lebih samar dan baru muncul di kemudian hari. 

Diagnosis PDA melibatkan pemeriksaan fisik (mendengarkan murmur jantung), tes pencitraan (ekokardiogram, rontgen dada, MRI jantung), dan mungkin tes tambahan lainnya. Pengobatan PDA bergantung pada usia pasien, ukuran PDA, dan keparahan gejala. Pilihan pengobatan meliputi pengobatan medis (misalnya, ibuprofen), kateterisasi jantung, atau pembedahan. Tujuan pengobatan adalah untuk menutup ductus arteriosus dan memulihkan aliran darah normal. 

Meskipun tidak ada cara pasti untuk mencegah PDA, perawatan prenatal yang baik, pengobatan infeksi selama kehamilan, dan pengelolaan kondisi medis yang ada pada ibu hamil dapat membantu mengurangi risiko. Deteksi dan pengobatan dini PDA sangat penting untuk mencegah komplikasi jangka pendek dan jangka panjang yang serius, seperti gagal jantung, hipertensi pulmonal, dan endokarditis. Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang PDA,  segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. 

Jika Anda, putera-puteri Anda, atau kerabat keluarga Anda mengalami gejala PDA atau memiliki faktor risiko penyakit jantung, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau mengunjungi Heartology Cardiovascular Hospital untuk mendapatkan evaluasi dan perawatan yang tepat. 

Heartology Cardiovascular Hospital dikenal sebagai salah satu rumah sakit khusus jantung dan pembuluh darah terdepan dalam layanan kesehatan kardiovaskular di Indonesia. Heartology dilengkapi dengan teknologi medis modern dan didukung oleh tim dokter spesialis yang berpengalaman dalam menangani berbagai masalah kardiovaskular.  

Di Heartology, Anda akan mendapatkan pendekatan yang komprehensif serta perawatan yang berfokus pada kebutuhan setiap pasien. Tim medis di Heartology siap untuk memberikan penjelasan yang mendetail tentang kondisi, prosedur, risiko, dan manfaat, serta mendiskusikan semua pertanyaan yang Anda miliki seputar kesehatan jantung Anda. 

Dengan fasilitas yang memadai dan profesional medis yang terlatih, Heartology dapat memberikan kepercayaan dan kenyamanan bagi pasien dalam menjalani pemeriksaan dan perawatan kesehatan jantung dan pembuluh darah pasien.


Pertanyaan Umum Seputar Patent Ductus Arteriosus (PDA)

Berikut ini beberapa pertanyaan seputar Patent Ductus Arteriosus (PDA) yang seringkali ditanyakan oleh masyarakat di Indonesia pada umumnya.

Ya, pada beberapa kasus, Patent Ductus Arteriosus (PDA) pada anak, terutama pada bayi yang lahir cukup bulan, dapat menutup dengan sendirinya. Biasanya, ductus arteriosus akan mulai menutup dalam waktu beberapa minggu setelah bayi lahir. Namun, tidak semua PDA menutup sendiri. Jika ductus tetap terbuka dan menyebabkan gejala atau komplikasi, pengobatan seperti obat-obatan atau prosedur medis mungkin diperlukan.

Jantung bayi umumnya menutup sempurna dalam beberapa minggu hingga beberapa bulan setelah lahir. Biasanya, ductus arteriosus mulai menutup dalam waktu 2 sampai 3 minggu pertama. Dalam kebanyakan kasus, ductus akan sepenuhnya tertutup dalam waktu 2 hingga 3 bulan. Namun, jika ductus tetap terbuka setelah waktu tersebut, kondisi ini dapat disebut sebagai PDA dan perlu dievaluasi oleh dokter.

Terkait dengan

Ada pertanyaan?

icon-waHubungi Kami

Share to

heartology
heartology
heartology