Wawasan Medis

Emboli Paru (Pulmonary Embolism): Gejala, Penyebab, Pengobatan dan Pencegahannya

23 January 2025

Apa itu Emboli Paru?

Gejala Emboli Paru

Faktor Risiko Emboli Paru

Diagnosis Emboli Paru

Pengobatan Emboli Paru

Pencegahan Emboli Paru

Komplikasi Emboli Paru

Kesimpulan

Pernahkah Anda merasa sesak napas tiba-tiba tanpa sebab yang jelas? Atau mungkin merasakan nyeri dada yang datang dan pergi? Jangan anggap remeh gejala tersebut, karena bisa jadi Anda menghadapi masalah kesehatan serius yang dikenal sebagai emboli paru, kondisi yang memerlukan perhatian medis segera. 

Emboli paru menjadi salah satu penyebab utama kematian yang sering kali terabaikan, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Di Indonesia, tingkat kejadian emboli paru diperkirakan mencapai 10-15 kasus per 100.000 populasi setiap tahunnya, dengan angka kematian yang dapat mencapai 30% pada pasien yang mengalami gejala berat. 

Secara global, menurut data yang dipublikasikan oleh World Health Organization (WHO), angka kejadian emboli paru diperkirakan berkisar antara 60.000 hingga 200.000 kasus baru setiap tahunnya, dan angka ini terus meningkat seiring bertambahnya populasi lanjut usia dan faktor risiko lainnya. 

Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk memahami penyebab, gejala, dan langkah pencegahan yang dapat diambil untuk melindungi diri dan keluarga dari risiko yang mengancam ini.


Apa itu Emboli Paru?

Emboli paru atau pulmonary embolism adalah kondisi medis serius yang terjadi ketika gumpalan darah atau material lain masuk ke dalam arteri paru-paru, menghalangi aliran darah. Gumpalan ini, yang disebut embolus, dapat berasal dari bagian tubuh lain, seperti kaki (dari trombosis vena dalam) dan berpindah melalui aliran darah menuju paru-paru. Ketika darah tidak dapat mengalir dengan baik ke paru-paru, hal ini dapat mengakibatkan kesulitan bernapas dan komplikasi serius lainnya.

Gambar Ilustrasi Emboli Paru
Gambar Ilustrasi Emboli Paru

Mekanisme terjadinya emboli paru dimulai dari pembentukan gumpalan darah pada vena dalam, proses yang dikenal sebagai trombosis vena dalam (DVT). Gumpalan ini sering terbentuk akibat beberapa faktor, seperti imobilisasi berkepanjangan, operasional, cedera, atau masalah kesehatan tertentu yang meningkatkan kecenderungan pembekuan darah.  

Setelah gumpalan terbentuk, bagian dari gumpalan tersebut dapat terlepas dan memasuki aliran darah. Gumpalan yang terlepas ini kemudian berputar melalui sistem peredaran darah hingga mencapai paru-paru. Ketika gumpalan darah memasuki arteri paru-paru, ia akan menyumbat arteri tersebut, menghalangi aliran oksigen ke bagian paru-paru yang terdampak dan mengganggu kemampuan tubuh untuk mendapatkan oksigen yang dibutuhkan. Proses ini dapat menyebabkan gejala yang seringkali mengancam nyawa, dan jika tidak diobati dengan cepat, dapat berakibat fatal.


Gejala Emboli Paru

Emboli paru dapat menimbulkan berbagai gejala yang bervariasi, mulai dari yang ringan hingga yang berat. Gejala umum yang mungkin dirasakan termasuk: 

  • Sesak napas: Ini bisa terjadi secara tiba-tiba dan dapat memburuk saat aktif bergerak. 
  • Nyeri dada: Rasa sakit ini sering kali dirasakan tajam, mirip dengan serangan jantung, dan bisa meningkat saat menarik napas dalam. 
  • Batuk: Beberapa pasien mungkin mengalami batuk kering, sementara yang lain bisa mengeluarkan darah saat batuk. 
  • Keringat dingin: Mengalami keringat berlebihan tanpa sebab yang jelas juga bisa menjadi indikasi. 
  • Pusing atau pingsan: Jika arteri paru-paru tersumbat cukup parah, bisa mengakibatkan penurunan tekanan darah yang menyebabkan pusing atau bahkan pingsan. 

Gejala ini dapat muncul secara mendadak, dan tingkat keparahannya sangat tergantung pada seberapa besar area paru-paru yang terpengaruh oleh sumbatan. 

Perbedaan Gejala pada Pria dan Wanita 

Secara umum, gejala emboli paru tidak menunjukkan perbedaan mencolok antara pria dan wanita. Namun, beberapa studi menunjukkan bahwa wanita, terutama yang sedang hamil atau menggunakan kontrasepsi hormonal, mungkin lebih cenderung mengalami gejala yang tidak biasa seperti nyeri tungkai atau pembengkakan, sebagai indikasi awal trombosis vena dalam yang berpotensi menyebabkan emboli paru. Hal ini menyoroti pentingnya kesadaran akan perbedaan ini dalam konteks gejala yang muncul. 

Pentingnya Mengenali Gejala Dini 

Mengenali gejala dini emboli paru sangat penting untuk mendapatkan pengobatan yang cepat dan tepat. Semakin awal emboli paru terdiagnosis, semakin besar peluang untuk mengurangi risiko komplikasi serius atau kematian. Gejala awal seperti sesak napas dan nyeri dada tertentu seharusnya tidak diabaikan, dan pasien diharapkan untuk bertindak proaktif. 

Sangat dianjurkan untuk segera mencari bantuan medis jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala-gejala berikut: 

  1. Sesak napas mendadak atau semakin parah 
  2. Nyeri dada yang menyengat, terutama jika disertai dengan keringat dingin, pusing, atau pingsan 
  3. Batuk yang mengeluarkan darah 

Gejala-gejala ini merupakan tanda-tanda darurat yang memerlukan penanganan medis segera. Jangan ragu untuk berkunjung ke rumah sakit atau memanggil ambulans, karena keterlambatan bisa berakibat fatal. Mengedukasi diri tentang gejala emboli paru dapat menyelamatkan nyawa.


Faktor Risiko Emboli Paru

Beberapa faktor risiko dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami emboli paru. Yang paling umum termasuk: 

  • Trombosis Vena Dalam (DVT): Ini adalah penyebab utama emboli paru, di mana gumpalan darah terbentuk di vena dalam, biasanya di kaki. 
  • Imobilisasi yang Berkepanjangan: Kondisi seperti perjalanan jauh dengan pesawat terbang, atau bedrest setelah operasi dapat menyebabkan aliran darah menjadi lambat, meningkatkan risiko pembekuan. 
  • Usia: Risiko emboli paru meningkat seiring bertambahnya usia, terutama pada individu di atas 60 tahun. 
  • Penyakit Kronis: Kondisi kesehatan seperti kanker, penyakit jantung, atau gangguan pernapasan dapat berkontribusi pada peningkatan risiko ini. 
  • Penggunaan Kontrasepsi Hormonal: Wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal atau sedang hamil memiliki risiko lebih tinggi, terutama pada masa postpartum

Faktor-Faktor Genetik yang Meningkatkan Risiko 

Beberapa individu mungkin memiliki faktor genetik yang meningkatkan risiko mereka mengalami pembekuan darah. Kondisi ini dikenal sebagai trombofilia, yang dapat diturunkan dari orang tua. Beberapa jenis trombofilia yang umum termasuk: 

  • Mutasi Gen Faktor V Leiden: Mutasi ini dapat menyebabkan pembekuan darah yang lebih mudah dalam sirkulasi. 
  • Paparan Sindrom Antifosfolipid: Ini adalah gangguan autoimun yang dapat menyebabkan peningkatan risiko pembekuan darah. 
  • Kekurangan Protein Antitrombin: Kondisi ini mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mencegah pembekuan darah yang tidak terkontrol. 

Mengetahui riwayat keluarga dan menjalani pemeriksaan genetik jika perlu dapat membantu individu mengenali risiko ini lebih awal. 

Peran Gaya Hidup dalam Meningkatkan Risiko Emboli Paru 

Gaya hidup seseorang juga dapat berkontribusi dalam meningkatkan risiko emboli paru. Beberapa faktor gaya hidup yang perlu diperhatikan meliputi: 

  • Kurangnya aktivitas fisik: Tidak berolahraga secara teratur dapat menyebabkan penumpukan darah di vena, terutama di bagian bawah tubuh. 
  • Obesitas: Berat badan berlebih meningkatkan tekanan pada vena dan dapat menghambat aliran darah. 
  • Merokok: Kebiasaan merokok dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko pembekuan. 
  • Dehidrasi: Ketersediaan cairan yang cukup sangat penting untuk menjaga aliran darah yang baik. Dehidrasi dapat mengental darah dan meningkatkan risiko pembekuan. 

Oleh karena itu, mengubah gaya hidup dengan menerapkan aktivitas fisik secara teratur, menjaga berat badan yang sehat, serta berhenti merokok dapat signifikan membantu mengurangi risiko emboli paru. Dengan memperhatikan faktor-faktor risiko ini, kita bisa mengambil langkah-langkah preventif untuk melindungi kesehatan paru-paru kita.


Diagnosis Emboli Paru

Mendiagnosis Emboli Paru (EP) bukanlah hal yang mudah karena gejalanya seringkali samar dan mirip dengan penyakit lain. Untuk memastikan diagnosis yang akurat dan tepat waktu, diperlukan beberapa pemeriksaan medis.  Berikut ini metode-metode diagnosis EP yang umum digunakan. 

  • CT Angiografi (Computed Tomography Angiography): CT angiografi adalah salah satu metode diagnostik paling umum untuk mengidentifikasi emboli paru. Prosedur ini melibatkan pemindaian tubuh menggunakan sinar-X yang dikombinasikan dengan kontras cair untuk mendapatkan gambaran rinci mengenai pembuluh darah di paru-paru. Keunggulannya adalah kemampuannya untuk memberikan visualisasi yang jelas dan cepat tentang arteri paru-paru, sehingga memudahkan dokter dalam menentukan apakah ada penyumbatan. 
  • Ronthgen Dada: Meskipun tidak secara spesifik menunjukkan adanya emboli paru, pemeriksaan X-ray dada dapat membantu mengevaluasi kondisi paru-paru secara umum. Metode ini dapat digunakan untuk mengecek apakah ada tanda-tanda lain yang mungkin menunjukkan masalah paru-paru, seperti pembengkakan atau cairan di rongga dada. 
  • Ultrasonografi (USG) DVT: USG vena digunakan untuk mendeteksi adanya trombosis vena dalam (DVT) yang sering menjadi sumber gumpalan darah yang menyebabkan emboli paru. Keuntungan dari metode ini adalah tidak memiliki radiasi dan dapat dilakukan dengan cepat. Jika DVT terdeteksi, ini dapat meningkatkan kemungkinan adanya emboli paru. 
  • Ventilation-Perfusion (V/Q) Scan: Metode ini melibatkan dua jenis pemindaian—satu untuk mengukur aliran darah ke paru-paru dan satu lagi untuk memeriksa sirkulasi udara di paru-paru. Jika tidak ada aliran darah yang sesuai dengan area yang mendapat ventilasi, ini bisa menunjukkan adanya emboli paru. Metode ini berguna untuk pasien yang tidak dapat menjalani CT angiografi karena alergi terhadap kontras atau masalah ginjal. 
  • D-dimer Test: Tes D-dimer mengukur kadar zat dalam darah yang muncul saat gumpalan dilarutkan. Kadar D-dimer yang tinggi dapat menandakan adanya pembekuan darah dalam tubuh, namun tidak spesifik untuk emboli paru. Tes ini sering digunakan bersamaan dengan metode diagnosis lainnya untuk memberikan gambaran yang lebih lengkap. 
  • MRI (Magnetic Resonance Imaging): Dalam beberapa kasus, MRI dapat digunakan untuk mendiagnosis emboli paru, terutama pada pasien dengan kondisi tertentu seperti kehamilan di mana radiasi harus dihindari. Meskipun lebih jarang digunakan dibandingkan dengan CT angiografi, MRI dapat memberikan informasi spesifik tentang pembuluh darah. 

Semua metode ini memiliki keunggulan masing-masing, dan pemilihan metode yang tepat tergantung pada kondisi pasien, instansi medis, serta ketersediaan peralatan.


Pengobatan Emboli Paru

Pengobatan emboli paru bertujuan untuk menghentikan pertumbuhan gumpalan darah, mencegah gumpalan baru, serta memperbaiki aliran darah ke paru-paru. Berikut adalah opsi pengobatan utama: 

1. Antikoagulan (Pengencer Darah) 

Antikoagulan adalah obat yang digunakan untuk mengurangi kemampuan darah membeku. Obat ini, seperti warfarin, heparin, atau direkt oral anticoagulants (DOACs), membantu mencegah pembentukan gumpalan baru serta memperlambat pertumbuhan gumpalan yang ada. Meskipun efektif, penggunaan antikoagulan dapat menyebabkan efek samping seperti perdarahan, terutama jika tidak digunakan dengan benar. 

Antikoagulan efektif dalam mencegah pembekuan lanjutan, tetapi risiko perdarahan harus dipantau. Efek samping lain yang mungkin terjadi termasuk reaksi alergi, kerusakan hati (untuk beberapa jenis), dan interaksi dengan obat lain. 

2. Trombolitik 

Obat trombolitik digunakan untuk melarutkan gumpalan darah yang besar dan mengembalikan aliran darah ke paru-paru. Metode ini biasanya digunakan dalam kasus berat di mana emboli paru mengancam jiwa. Contohnya termasuk alteplase atau reteplase. Meskipun trombolitik dapat menyelamatkan nyawa, mereka juga memiliki risiko tinggi untuk menyebabkan perdarahan berat, termasuk perdarahan otak. 

Trombolitik dapat sangat efektif dalam situasi darurat tetapi memerlukan monitoring ketat karena potensi untuk menyebabkan perdarahan yang parah. Efek samping lainnya bisa termasuk reaksi alergi atau masalah hematologi. 

3. Operasi 

Tindakan bedah, seperti embolectomy, dapat dilakukan dalam situasi darurat ketika pengobatan lain tidak efektif atau ketika gumpalan darah sangat besar. Prosedur ini melibatkan pengangkatan gumpalan darah dari arteri paru-paru. Namun, operasi biasanya hanya dipertimbangkan jika pasien dalam kondisi kritis dan opsi pengobatan lainnya tidak berhasil. 

Operasi membawa risiko infeksi, komplikasi anestesi, dan ketidaknyamanan pasca operasi. 

Perawatan Pendukung untuk Membantu Pemulihan 

Selain pengobatan utama, perawatan pendukung sangat penting dalam proses pemulihan pasien setelah mengalami emboli paru. Beberapa langkah yang dapat diambil termasuk: 

  • Rehabilitasi Pernafasan: Latihan untuk meningkatkan fungsi paru-paru bisa sangat membantu, terutama bagi pasien yang mengalami gangguan pernapasan. 
  • Pengelolaan Nyeri: Menggunakan analgesik untuk mengurangi ketidaknyamanan pasca perawatan. 
  • Pengawasan Lanjutan: Kontrol rutin untuk mengevaluasi kebutuhan akan terapi lanjutan, seperti pengobatan antikoagulan dan pengelolaan faktor risiko yang ada. 
  • Gaya Hidup Sehat: Mendorong pasien untuk mengadopsi pola hidup sehat, seperti berolahraga secara teratur, menjaga berat badan ideal, serta berhenti merokok, guna mencegah risiko kekambuhan. 

Dengan pengobatan yang tepat dan perawatan dukungan yang baik, pasien dapat pulih dengan efektif dan mengurangi risiko komplikasi di masa depan.


Pencegahan Emboli Paru

Mengadopsi gaya hidup sehat adalah langkah penting untuk mencegah emboli paru. Beberapa strategi pencegahan yang efektif termasuk: 

  • Olahraga Teratur: Melakukan aktivitas fisik secara rutin dapat membantu menjaga sirkulasi darah yang baik. Disarankan untuk berolahraga setidaknya 150 menit per minggu dengan memilih aktivitas yang Anda nikmati, seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang. 
  • Menghindari Merokok: Merokok dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko pembekuan darah. Jika Anda merokok, mencari bantuan untuk berhenti dapat secara signifikan menurunkan risiko masalah kardiovaskular, termasuk emboli paru. 
  • Mengonsumsi Makanan Sehat: Pola makan yang kaya serat, buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian dapat membantu menjaga kesehatan jantung. Mengurangi asupan garam, lemak jenuh, dan gula juga penting untuk mencegah penyakit kardiovaskular. 
  • Menghindari Duduk atau Berbaring Terlalu Lama: Jika Anda bekerja di meja atau melakukan perjalanan jauh, penting untuk berdiri dan bergerak setiap satu atau dua jam. Ini membantu mencegah penumpukan darah di ekstremitas bawah yang dapat menyebabkan pembekuan. 
  • Pemakaian Stocking Kompresi: Bagi individu yang berisiko tinggi, misalnya setelah operasi atau memiliki masalah sirkulasi, penggunaan stocking kompresi bisa membantu meningkatkan aliran darah dan mengurangi risiko pembekuan. 

Tips untuk Mengurangi Risiko Emboli Paru Setelah Operasi atau Saat Perjalanan Jauh 

Setelah operasi atau selama perjalanan jauh, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengurangi risiko emboli paru, seperti: 

  • Melakukan Latihan Kaki: Latihan sederhana seperti menggerakkan jari kaki dan pergelangan kaki dapat membantu sirkulasi darah selama perjalanan panjang. 
  • Sering Beristirahat: Jika bepergian dengan pesawat atau mobil, cobalah untuk keluar dan berjalan-jalan selama beberapa menit setiap satu atau dua jam. 
  • Menggunakan Obat Antikoagulan: Dalam beberapa kasus, dokter mungkin merekomendasikan pengobatan antikoagulan untuk mencegah pembekuan darah, terutama bagi pasien yang berisiko tinggi. 
  • Pilih Tempat Duduk yang Nyaman: Saat bepergian, pilih tempat duduk yang memungkinkan Anda untuk bergerak lebih leluasa. 

Setiap individu memiliki faktor risiko yang berbeda untuk emboli paru. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan strategi pencegahan yang sesuai berdasarkan riwayat kesehatan pribadi dan kondisi yang ada. Langkah-langkah pencegahan dapat bervariasi pada masing-masing individu, dan dokter dapat membantu merumuskan rencana yang tepat dan memberikan rekomendasi sesuai dengan risiko yang dimiliki.


Komplikasi Emboli Paru

Jika emboli paru tidak ditangani dengan tepat, dapat menimbulkan berbagai komplikasi serius yang dapat mempengaruhi kesehatan jangka panjang individu. Beberapa komplikasi potensial tersebut antara lain: 

  • Kematian Mendadak: Salah satu risiko paling serius yang terkait dengan emboli paru adalah kemungkinan kematian mendadak. Saat gumpalan darah menyumbat arteri paru-paru, dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke jantung dan paru-paru secara drastis, yang dalam kasus tertentu dapat berakibat fatal. Menurut data dari beberapa penelitian, emboli paru dapat menjadi penyebab kematian hingga 30% dari kasus yang tidak ditangani. 
  • Hipertensi Pulmonal Kronis: Jika emboli paru terjadi berulang kali atau dibiarkan tanpa pengobatan, dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah di arteri paru-paru (hipertensi pulmonal). Kondisi ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah dan dapat mengarah pada gagal jantung kanan. Hipertensi pulmonal merupakan kondisi serius yang dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien secara signifikan. 
  • Gagal Jantung: Konsekuensi jangka panjang dari emboli paru yang tidak diobati dapat menyebabkan gagal jantung. Ketika arteri paru-paru terhalang, jantung harus memompa lebih keras untuk mengatasi sirkulasi darah yang terganggu. Jika situasi ini berlangsung lama, dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang pada jantung dan mempengaruhi kemampuannya untuk berfungsi dengan efektif. 
  • Kerusakan Paru-Paru: Gumpalan darah yang menyumbat arteri paru-paru bisa mengurangi pasokan oksigen ke jaringan paru, yang dapat menyebabkan kerusakan permanen. Hal ini dapat berkontribusi pada pengembangan kondisi paru-paru kronis, seperti fibrosis paru. 
  • Reaksi Berantai dari Sistem Kardiovaskular: Ketika emboli paru terjadi, bisa menyebabkan reaksi berantai dalam sistem kardiovaskular, termasuk perubahan irama jantung (aritmia) yang dapat berbahaya dan meningkatkan risiko serangan jantung. 

Mengabaikan tanda-tanda dan gejala emboli paru dapat berakibat serius, jadi sangat penting untuk segera mencari perawatan medis jika Anda atau seseorang mengalami gejala yang mencurigakan. Penanganan yang tepat dan segera dapat meningkatkan prognosis dan mengurangi risiko komplikasi yang berpotensi mengancam jiwa.


Kesimpulan

Emboli paru merupakan kondisi serius yang dapat mengancam jiwa dan disebabkan oleh gumpalan darah yang menyumbat arteri paru. Penting untuk mengenali gejala, seperti sesak napas, nyeri dada, dan batuk berdarah, agar penanganan dapat dilakukan dengan cepat. Faktor risiko seperti trombosis vena dalam, imobilisasi yang berkepanjangan, serta gaya hidup yang tidak sehat dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya emboli paru. Pengobatan yang tepat, termasuk penggunaan antikoagulan, trombolitik, atau bahkan operasi dalam kasus tertentu, sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. 

Menjaga kesehatan paru dan sistem kardiovaskular sangatlah penting. Dengan menerapkan gaya hidup sehat, seperti olahraga teratur, pola makan seimbang, dan tidak merokok, kita dapat mencegah berbagai kondisi serius, termasuk emboli paru. Selain itu, kesadaran akan gejala serta faktor risiko dapat membantu deteksi dini dan penanganan yang lebih efektif. 

Lindungi diri dan keluarga Anda dari risiko penyakit paru dan kardiovaskuler dengan mengambil langkah-langkah proaktif. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, konsultasikan dengan dokter mengenai faktor risiko yang Anda miliki, dan terapkan gaya hidup sehat. Jangan tunggu sampai ada gejala muncul; tindakan preventif adalah kunci untuk menjaga kesehatan dan keselamatan keluarga Anda. Mari bersama-sama berupaya menciptakan lingkungan yang lebih sehat untuk kita dan orang-orang tercinta. 

Ingatlah bahwa informasi dalam artikel ini bersifat edukatif dan bukan pengganti saran medis profesional. Jika Anda memiliki gejala-gejala atau faktor risiko emboli paru atau penyakit kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah) lainnya, segera konsultasikan dengan dengan dokter spesialis atau mengunjungi Heartology Cardiovascular Hospital untuk mendapatkan evaluasi dan perawatan yang tepat. 

Heartology Cardiovascular Hospital dikenal sebagai salah satu rumah sakit khusus jantung dan pembuluh darah terdepan dalam layanan kesehatan kardiovaskular di Indonesia. Heartology dilengkapi dengan teknologi medis modern dan didukung oleh tim dokter spesialis kardiovaskular yang berpengalaman dalam menangani berbagai masalah kardiovaskular.  

Di Heartology, Anda akan mendapatkan pendekatan yang komprehensif serta perawatan yang berfokus pada kebutuhan setiap pasien. Tim medis di Heartology siap untuk memberikan penjelasan yang mendetail tentang kondisi, prosedur, risiko, dan manfaat, serta mendiskusikan semua pertanyaan yang Anda miliki seputar kesehatan jantung dan pembuluh darah Anda. 

Dengan fasilitas yang memadai dan profesional medis yang terlatih, Heartology dapat memberikan kepercayaan dan kenyamanan bagi pasien dalam menjalani pemeriksaan dan perawatan kesehatan jantung dan pembuluh darah pasien.


Pertanyaan Umum Seputar Emboli Paru

Berikut ini beberapa pertanyaan seputar emboli paru yang seringkali ditanyakan oleh masyarakat di Indonesia pada umumnya.

Ya, risiko emboli paru meningkat seiring bertambahnya usia. Orang yang berusia di atas 60 tahun memiliki risiko lebih tinggi mengalami pembekuan darah.

Ya, penggunaan terapi hormonal seperti pil KB atau terapi hormon untuk menopause dapat meningkatkan risiko pembekuan darah pada wanita, dan ini harus dipertimbangkan oleh dokter sebelum diresepkan.

Ya, emboli paru bisa terjadi berulang kali, terutama jika penyebab yang mendasarinya, seperti trombosis vena dalam, tidak diobati atau faktor risiko tidak dikelola dengan baik.

Ya, setelah mengalami emboli paru, dokter biasanya merekomendasikan pembatasan aktivitas fisik tertentu hingga kondisi pasien stabil dan tidak ada gejala yang berlanjut.

Temui Tim Spesialis Kami

Temui dokter spesialis ahli paru di Heartology Cardiovascular Hospital yang siap memberikan layanan terbaik demi kesejahteraan paru dan kesehatan Anda.

Terkait dengan

Ada pertanyaan?

icon-waHubungi Kami

Share to

heartology
heartology
heartology