PENYAKIT jantung mungkin identik dengan penyakit orang-orang dewasa, tapi bukan berarti penyakit jantung tidak bisa menyerang anak-anak. Bahkan, ada penyakit jantung yang bisa menyerang bayi.
Biasanya, penyakit tersebut disebut dengan Penyakit Jantung Bawaan (PJB). Meskipun, hanya 8 dari 1.000 bayi baru lahir didiagnosis PJB.
Memang, hanya sekira 30 persen saja bayi PJB yang memperlihatkan gejala pada minggu-minggu pertama kehidupan. Artinya, banyak sekali bayi PJB yang tak terdiagnosis karena tidak menunjukkan gejala.
Masalah berikutnya, diterangkan Dokter Spesialis Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Heartology Cardiovascular Center dr Radityo Prakoso, SpJP, adalah 80 persen penyebab PJB tidak diketahui, sedangkan 20 persen lainnya berhubungan dengan Mendellian dan velocraniofacial syndrome.
"Dengan begitu penting sekali orangtua melakukan deteksi dini pada anaknya terkait dengan PJB. Bahkan, bayi dalam kandungan pun bisa dideteksi PJB dengan skrining awal," kata dr Radityo dalam webinar.
PJB sendiri adalah kelainan pada jantung yang berkembang sebelum kelahiran. Gejala dari penyakit ini biasanya ditandai dengan irama jantung tidak normal, kulit biru, sesak napas, tidak dapat makan, dan terjadi pembengkakan jaringan tubuh atau organ.
Lebih lanjut, dr Radito menerangkan bahwa ada tiga pilihan deteksi dini yang ideal untuk melihat apakah ada risiko PJB pada bayi dalam kandungan, saat lahir, dan sebelum bayi pulang dari rumah sakit.
Pertama, pemeriksaan ekokardiografi fetus antenatal yang mana skrining ini dilakukan saat bayi masih dalam kandungan. Kemudian, pemeriksaan oksimetri denyut saat bayi baru lahir untuk mengecek kadar oksigen dalam tubuh si bayi.
"Skrining ketiga adalah skrining klinis rutin pada hari pertama kehidupan dan sebelum bayi dipulangkan dari rumah sakit," terang dr Radityo.