Keunggulan Revolution CT Scan 512 Slice di Heartology Cardiovascular Hospital
April 27, 2023
Operasi Bypass Jantung
April 27, 2023

Alat Pacu Jantung: Fungsi dan Cara Kerja

Alat pacu jantung atau pacemaker menjadi prosedur pengobatan untuk mengatasi penyakit jantung misalnya aritmia atau gangguan irama jantung. Selain aritmia, bisa juga untuk mengatasi kasus penderita serangan jantung dan gagal jantung.

Alat berbentuk kotak kecil yang memiliki tenaga listrik ini akan dipasang di bawah kulit dada. Fungsi alat pacu jantung untuk membantu mengendalikan denyut jantung menjadi teratur kembali yakni dengan mengirimkan sinyal listrik yang dapat membuat jantung berdenyut tidak terlalu lambat atau terlalu cepat.

Alat pacu jantung

Setidaknya ada tiga jenis alat pacu jantung untuk mengatasi gangguan irama jantung yang umum digunakan. Tentunya alat pacu jantung mana yang akan digunakan tergantung kondisi jantung penderitanya. Tiga alat pacu jantung itu adalah single chamber pacemaker, dual chamber pacemaker, dan biventricular pacemaker. 

  • Single Chamber Pacemaker : Alat pacu jantung yang menggunakan satu kabel timah untuk ditanamkan di satu ruang jantung, bisa dipasang di bilik (atrium) atau serambi (ventrikel).
  • Dual Chamber Pacemaker : Alat pacu jantung yang menggunakan dua kabel timah dan dipasang di dua ruang dalam jantung baik bilik maupun serambi. Cara kerja alat pacu jantung ini seperti jantung yang masih sehat.
  • Biventricular Pacemaker : Alat pacu jantung yang menggunakan 3 kabel timah dan dipasang di bagian serambi kanan, bilik kanan serta dekat bilik kiri.

Orang yang Butuh Alat Pacu Jantung?

Alat pacu jantung dibutuhkan orang yang menderita aritmia atau gangguan irama jantung. Berikut ini jenis aritmia yang memerlukan pemasangan alat pacu jantung:

  1. Bradikardia : Irama jantung berdenyut sangat lambat. 
  2. Sindrom takikardia - bradikardia : Penderitanya mengalami denyut jantung yang terlalu cepat dan terlalu lambat. Kondisi itu terjadi secara bergantian setiap waktu.
  3. Blok jantung : Adanya penyumbatan aliran listrik yang menyuplai jantung. Sehingga meski jantung masih mampu memompa darah namun detaknya lebih lambat dari normalnya.
Kenapa Alat Pacu Jantung Dipasang?

Pada penderita aritmia, impuls listrik yang seharusnya dialirkan ke otot jantung agar bisa berdenyut dan memompa darah mengalami gangguan. Ini yang menyebabkan denyut jantung tidak teratur, bisa terlalu cepat dan terlalu lambat. Kondisi ini akan menyebabkan beberapa gejala seperti sesak napas, nyeri dada, tubuh terasa lemah dan lelah, dan pingsan.

Aritmia yang parah bisa menyebabkan kerusakan permanen pada organ dalam hingga terjadi henti jantung. Pemasangan alat pacu jantung ni akan membantu untuk menstabilkan denyut jantung sesuai jenis aritmia yang diderita. Sehingga saat denyut jantung normal, ini akan mengurangi gejala dan komplikasi yang bisa disebabkan akibat aritmia.

Prosedur Pemasangan Alat Pacu Jantung

Seperti disebutkan di atas, salah satu cara memasang alat pacu jantung adalah dengan tindakan operasi. Berikut ini langkah-langkah pemasangannya:

  • Pasien akan dipasang selang infus di tangan untuk memberikan obat-obatan yang diperlukan sebelum hingga setelah operasi.
  • Dokter kemudian membersihkan area di dekat bahu menggunakan antiseptik.
  • Sebuah jarum dimasukkan ke pembuluh darah vena di bawah tulang selangka.
  • Jarum itu digunakan untuk mengarahkan kabel yang akan mengontrol alat pemacu jantung lewat vena hingga jantung.
  • Dokter menggunakan fluoroskopi atau pemeriksaan pencitraan dengan sinar-X untuk mengarahkan kabel ke posisi agar tepat.
  • Dokter kemudian memastikan kabel berfungsi baik.
  • Di bagian dada, dokter akan membuat sayatan kecil untuk memasukkan kotak kecil berisi generator alat pacu jantung dan baterainya.
  • Setelah sayatan ditutup, dokter akan melakukan pemeriksaan EKG untuk menguji efektivitas alat pacu jantung tersebut.
Cara Kerja Alat Pacu Jantung

Alat pacu jantung memiliki beberapa komponen seperti kabel timah yang dilengkapi sensor berupa elektroda di ujung-ujungnya, sebuah generator yang terkoneksi komputer dan baterai.

Elektroda berfungsi mendeteksi aktivitas listrik pada jantung. Dari situ informasinya akan dikonversi menjadi data dan dikirim ke komputer di dalam generator.

Saat denyut jantung tidak teratur, komputer akan mengirimkan perintah ke generator untuk memberi kejutan listrik pada jantung. Kejutan listrik akan bergerak melalui kabel-kabel timah menuju jantung dan merangsang jantung agar berdenyut normal.

Sementara itu, baterai yang digunakan bisa bertahan antara 7 sampai 10 tahun untuk alat pacu jantung tersebut. Hanya saja pasien tetap harus memeriksakan diri setiap 3 sampai 6 bulan sekali untuk mengetahui apakah alat pacu jantung itu bekerja dengan baik.