Luka pada kaki merupakan kondisi kesehatan yang sering dialami pengidap diabetes. Tak jarang luka pada kaki yang membusuk dan bernanah menyebabkan kaki harus diamputasi.
Padahal, amputasi bukan solusi utama dalam mengatasi luka diabetes. Prosedur amputasi dapat dicegah jika pengidap diabetes rutin memeriksakan luka diabetes pada kaki.
Data statistik menunjukkan prosedur amputasi pada 6 dari 7 pengidap diabetes berawal dari luka kecil pada kaki. Pada kenyataannya, amputasi dapat dicegah jika 85 persen dari luka diabetes tersebut dapat ditangani dengan baik sehingga tidak menyebabkan luka serius yang berujung pada prosedur amputasi.
Spesialis penanganan luka diabetes dr Adisaputra Ramadhinara, MsC, CWSP, FACCWS dari Heartology Cardiovascular Center mengatakan salah satu cara penanganan luka yang juga menjadi standar adalah penggunaan kassa. Padahal cara ini tidak ampuh dalam merawat luka diabetes.
Satu atau dua lapis kassa yang umumnya digunakan untuk menutupi luka diabetes tidak ampuh dalam menjaga kelembapan daerah luka dan meningkatkan risiko infeksi sehingga kassa bukanlah penutup luka yang ideal.
Lalu, bagaimana pengobatan luka yang tepat untuk pengidap diabetes untuk mencegah amputasi?
Pengidap diabetes yang mengalami luka sekecil apapun di kaki harus segera memeriksakannya ke dokter. Beberapa ciri-ciri luka diabetes di kaki adalah terdapat cairan luka yang merembes di kaki serta luka tampak kemerahan dan muncul bau tidak sedap.
"Jangan menyepelekan luka kecil karena semua bermula dari luka kecil yang diabaikan," kata dr Adi.
Tips lain yang dapat dilakukan agar proses penyembuhan luka diabetes berjalan baik adalah dengan mengendalikan kadar gula secara optimal dan mengistirahatkan kaki selama dalam perawatan. Hindari menggunakan kaki yang terluka sebagai tumpuan beban.