Atrial Fibrillation (AF) atau Fibrilasi Atrium adalah kondisi gangguan irama jantung yang berdenyut tidak beraturan dan cepat. Pada kondisi normal, jantung berdenyut sekitar 60 – 100 kali per menit. Namun pada kondisi AF, jantung dapat berdenyut lebih dari 100 – 175 kali per menit. Gejala AF seringkali tidak terdeteksi dan dapat hilang dengan sendirinya. Namun jika gejala berlangsung lama dan tidak segera ditangani, AF dapat menyebabkan penggumpalan darah, gagal jantung, hingga stroke.
AF terjadi akibat adanya gangguan kelistrikan pada jantung yang membuat denyut jantung tidak normal dan tidak bekerja secara optimal. Berikut beberapa penyebab AF, di antaranya:
Hipertensi
Serangan jantung
Penyakit jantung koroner
Penyakit katup jantung
Penyakit jantung bawaan
Penyakit tiroid
Penyakit paru-paru
Sleep apnea (gangguan tidur yang menyebabkan pernapasan berhenti selama tidur)
Konsumsi obat-obatan, kafein, alcohol, serta kebiasaan merokok
EKG. Tes ini dilakukan sebagai pemeriksaan dasar untuk merekam dan mengevaluasi aktivitas jantung.
Ekokardiografi. Tes ini menggunakan gelombang suara (ultra sound) untuk menghasilkan pencitraan jantung sebagai penunjang untuk penegakan diagnosis, menentukan tata laksana dan memprediksi penyakit jantung dan pembuluh darah.
Stress Ekokardiografi atau DSE (Dobutamine Stress Echo). Tes ini merupakan bagian dari prosedur ekokardiografi yang dilakukan untuk menilai fungsi jantung saat diberikan stress. Pada pemeriksaan, pasien akan diberikan cairan dobutamine melalui infus untuk meningkatkan kualitas otot jantung.
Pada kasus berat, aritmia dapat menyebabkan terjadinya stroke bahkan kematian mendadak. Dulu, satu-satunya cara mengatasi aritmia adalah dengan meresepkan obat- obatan. Tapi pemberian obat pada umumnya tidak efektif, harus dipantau dengan ketat dan memiliki efek samping yang tidak diharapkan. Saat ini ada pilihan terapi lain bagi pasien aritmia, yakni Ablasi Frekuensi Radio yaitu menggunakan sebuah instrumen kecil dengan energi panas untuk menghancurkan sirkuit listrik yang tidak normal penyebab aritmia.
Teknologi terkini untuk pemetaan gangguan aritmia yang menggabungkan pemetaan magnetik dan impedans secara bersama sehingga memberikan presisi dan akurasi yang tinggi dalam melakukan tindakan kateter ablasi.
Benefit :
Presisi dan akurasi tinggi pada tindakan kateter ablasi;
Hasil klinis lebih baik;
Pemulihan lebih cepat;
Efektivitas biaya.
Secara umum, tingkat keberhasilan bergantung pada jenis dan berapa lama aritmia tersebut telah terjadi. Ablasi jantung dapat mengembalikan irama jantung kembali normal pada 98% - 99% pasien.
Pada pasien berusia muda, ablasi frekuensi radio lebih efektif daripada terapi dengan obat.
Pada kurang dari 1% kasus, kadang kala pasien membutuhkan alat pacu jantung.
AF dapat dicegah dengan beberapa cara, di antaranya:
Menjalani pola hidup sehat
Makan makanan sehat
Rutin berolahraga
Hindari merokok
Menjaga berat badan ideal
Membatasi asupan kafein dan alkohol
Kelola stress